Friday, December 28, 2012

December 28, 2012

Kamu yang membuatku ingin datang
Tapi kadang kamu juga yang membuatku sangat ingin pergi

Kamu yang membuatku merasa dapat bertahan
Namun kamu juga yang justru membuatku merasa jatuh berdebam

Yahh..
Memang salahku dari awal
Alasanku seharusnya bukan kamu.

Saturday, December 22, 2012

Laptop Hilang!

Baru saja saya menceritakan pengalaman saya dengan atasan saya kemarin, hari ini terjadi sesuatu lagi yang berhubungan dengan atasan saya.
Jadi, hari ini saya masuk kantor. Saya naik ke atas duluan dari rekan kerja saya, mau menyalakan laptop kerja sekaligus ke WC.
Saat ke WC, saya terkejut dengan jejak kaki hitam seperti ada orang yang memanjat dari/ke atas langit-langit. Saya pikir, mungkin ada pencuri semalam. Jadi saya segera cek komputer-komputer kantor dan barang lainnya, kalau-kalau memang baru saja ada yang menjebol kantor kami.
Saya keliling sebentar dan menyimpulkan semuanya masih aman. Karena itu, dengan tenang sayapun berjalan ke arah meja saya melanjutkan rencana awal yang saya mau lakukan yaitu menyalakan laptop kerja.
Saya selalu menyimpan laptop kerja tersebut di laci meja kerja di depan saya. Jadi seperti biasa, saya membuka kunci laci tersebut. Alangkah terkejutnya saya, ketika mengetahui bahwa di laci tersebut sudah tidak ada laptop, charger, bahkan mouse-nya!
Saya langsung ke bawah memanggil teman saya. Singkat cerita, beberapa orang kantor dan pabrik akhirnya mengetahui kejadian tersebut. Saya juga mengirim SMS ke atasan saya tentang kejadian ini.
Sebenar-benarnya, saat itu hati saya begitu tenang, bahkan terlalu tenang menghadapi kejadian semacam ini. Tapi, begitu atasan saya datang, aduuuuh, sudah hampir menangis saya saking merasa bersalahnya!
Tapi beliau datang sambil menyapa saya dengan senyum. Kami melakukan seleksi pelamar hari ini begitu lancarnya, seperti tidak ada apapun yang terjadi. Kami berdiskusi begitu fokusnya tanpa menyerempet sedikitpun ke topik laptop yang hilang.
Pikiran saya saat itu berasumsi macam-macam. Mungkin beliau ingin terlihat professional, kalau pekerjaan sudah selesai baru akan dibahas. Atau mungkin beliau menghibur saya supaya tidak panik dan tetap fokus bekerja. Dan sebagainya.
Sampai akhir diskusi, atasan saya masih tenang. Lalu saya pun meminta waktu untuk berbicara dengan beliau.
“Pak, dapat SMS saya tadi pagi?” tanya saya takut-takut.
“SMS yang mana? Saya ga terima SMS kamu…”
Aaaakk, maka tahulah saya jawaban dari ketenangan atasan saya, karena beliau memang belum tahu apa-apa. Kembali, segala rasa bersalah yang bercampur dengan rasa-rasa lainnya mendatangi saya. Rasanya ingin langsung menangis saja.
“Laptop putih hilang, Pak…” jawab saya sambil menahan tangis.

Singkat cerita, beberapa orang dipanggil saat itu juga perihal hilangnya laptop. Saya terus mengikuti atasan saya ke manapun beliau melangkah. Sampai orang-orang tersebut akhirnya dibubarkan, saya mengikuti atasan saya sampai ke ruangannya.
“Jadi gimana, Pak?”
“Ya udah, mau gimana lagi…”
“Maafin saya ya, Pak……”
“Kamu ga usah minta maaf, bukan kamu yang salah kok. Lebih baik kamu berdoa, supaya Tuhan memberi tahu dan laptop itu bisa ketemu lagi…”

Saya pernah mendengar sebuah pernyataan, “Hadiah terbaik yang bisa kamu berikan kepada seseorang adalah kesempatan.”
Tapi hari ini saya mengalami bahwa, “Hadiah yang juga bisa kamu berikan kepada seseorang adalah kepercayaan kepada orang tersebut.”
Seketika hati saya langsung merasa lega. Atasan saya tidak mengampuni saya bukan karena kesalahan saya tidak termaafkan, tapi karena atasan saya percaya bahwa bukan saya yang salah.
Setiap rasa bersalah itu tergantikan menjadi rasa terima kasih dan pengalaman ini menjadi hadiah berharga. Ya, teladan yang berharga sekali dari atasan saya. Makasih, Pak! : )


“Selamat liburan ya… Jangan nangis lagi, Nel!”



Friday, December 21, 2012

Jebakan Cinta


Pada jaman dahulu kala, ada seorang pemuda yang kurang disukai oleh para saudara kandungnya. Salah satu penyebabnya karena mereka merasa, ayah mereka lebih mengasihi pemuda ini daripada anak-anak lainnya dan mereka merasa iri. Saking irinya, mereka tega melemparkan pemuda tersebut, ke dalam sumur kemudian menjualnya sebagai budak.
Namun apapun yang dilakukan pemuda tersebut selalu berhasil, sehingga ia dipercayakan atas segala milik tuannya. Beberapa waktu kemudian hal yang tidak disangka terjadi, pemuda tersebut difitnah dan dimasukkan ke dalam penjara.
Namun apapun yang dilakukan pemuda tersebut selalu berhasil. Ia menjadi kesayangan bagi kepala penjara dan dipercayakan juga untuk mengurus semua tahanan penjara.
Singkat cerita promosi berlanjut, sehingga bahkan ia menjadi penguasa di daerah tersebut, kepercayaan raja, karena apapun yang dilakukan pemuda ini selalu berhasil. Ia juga bertemu keluarganya lagi dan hidup bersama kembali.
(kisah lebih lengkap bisa dibaca di Kejadian 37-45)

Dari cerita singkat di atas, sepertinya pemuda tersebut selalu terjebak dalam suatu situasi buruk. Namun ternyata, justru karena situasi buruk tersebut, ia akhirnya bertemu raja dan menjadi kepercayaan.

Hmmm, pernah merasa ‘terjebak’ dalam suatu keadaan yang tidak menyenangkan?
: )
Sejujurnya saya tidak benar-benar ingat. Namun, dari dulu saya merasa apa yang saya jalani adalah ‘jalan yang memang ingin saya jalani’. Saya masuk sekolah yang saya pilih. Saya masuk universitas dan jurusan yang juga saya pilih dan rencanakan. Saya ga pernah merasa ‘salah jalan’ atau ‘kejeblos’ demi alasan-alasan tertentu.
Selama ini, semuanya terencana, dipikirkan masak-masak.

Sampai tibalah hari ini, saya mencurahkan isi hati saya mengenai suatu hal kepada atasan saya.
Saya merasa kurang passion, saya merasa ‘salah tempat’. Saya curahkan pikiran yang akhir-akhir ini muncul.
Atasan saya nyengir, kemudian memberi advice, “Saya yakin, Tuhan punya maksud menjebloskan kamu ke sumur tersebut. Saya pernah mengalaminya beberapa kali (atasan saya pun menceritakan beberapa pengalaman hidupnya). Memang enak kalau melakukan apa yang kita cintai. Tapi, yang penting adalah cintailah apapun yang kamu lakukan. Dari pengalaman-pengalaman saya tersebut, saya jadi ngerti maksud Tuhan bahwa ga pernah ada sesuatu yang kebetulan. Semuanya sudah Tuhan atur untuk kebaikan kita.”
“Mungkin kamu belum ngerti sekarang, tapi perlu sekali untuk kamu memberi hati kamu dalam melakukan apa yang ada di hadapan kamu sekarang. Kita ga tahu, bisa jadi ternyata di masa depan hal itu berguna buat kamu, seperti apa yang saya alami.”
Selama mendengarkan atasan saya, sedikit demi sedikit hati saya meleleh, hahahaha..

Pelajaran baru yang saya dapatkan dari atasan saya : )
Sekali lagi, saya merasa tidak pernah berada dalam kondisi seperti ini. Tapi, berada dalam kondisi ini mengajarkan saya untuk tidak hanya melakukan apa yang saya cintai, tetapi juga mencintai apapun yang saya lakukan. Memberi hati, melakukan dengan segenap hati, sambil terus berserah dan mempercayakan semuanya kepada Tuhan, seperti apa yang dilakukan pemuda dalam cerita di atas. Apapun keadaannya, maka yang kita lakukan akan berhasil : ) Amiiinn..

Maka, saya istilahkan kondisi saya ini: jebakan cinta dari Tuhan, hihihi..
Tuhan pasti punya maksud! #sambil mengedipkan mata pada Tuhan#



*Makasih, Paaak!

Wednesday, December 12, 2012

12/12/12

Nel: Thank u for all the times we've had. Hope the good times keep coming. Haha.. What a precious beautiful night to remember. Love u all! Best wishes only for u ; )

Cnova: A day to remember.. May this togetherness will be continuous.. May God bless our friendship until we get old.. Thank u ntang, nell.. Love u all : )
121212 akan selalu dikenang : )

Ntang: Thank you too dear for this tonight. 121212 will be always remembered. Thanks so much. Can't hardly wait to backpack with you in march ; )

Friday, November 30, 2012

Rancangan yang Tak Pernah Gagal

Pernah punya suatu rencana yang gagal?
Hmm, pasti sedikitnya ada rasa kecewa yang timbul di hati ya..

Kali ini saya ingin menghibur para hati yang sedang atau pernah kecewa karena rencananya gagal.

Beberapa hari yang lalu saya bersama atasan saya (JS) mewawancarai dua orang lulusan fakultas psikologi. Mereka ini adalah calon recruitment staff yang melamar di tempat saya bekerja.
Ada sebuah perbincangan yang menarik dengan salah seorang dari merekasebut saja P (pelamar)yang membuat saya terpana. Begini kira-kira secuplik perbincangan tersebut.
JS : “ Waktu melamar sebelum ini, kamu pernah dipanggil sampai sejauh mana?”
P : “Sempet keterima di Bank ‘X’, Pak..”
JS : “Wah, itu kan bagus, kenapa ga kamu ambil?”
P : “Soalnya bersamaan dengan itu, saya dipanggil juga di PT ‘SA’, Pak. Sempat bingung mau pilih yang mana, soalnya dua-duanya berhubungan dengan latar belakang pendidikan saya (psikologi). Di Bank ‘X’ jadi Staf HRD, di PT ‘SA’ jadi MT. Tapi akhirnya saya pilih yang di PT ‘SA’ karena saya lebih suka tentang training dan udah belajar juga.”
JS : “WAh, itu bagus juga! Terus, kamu akhirnya ga masuk ‘SA’ kenapa?”
P : “Ternyata ada salah satu syaratnya yang saya ga bisa ikuti, Pak. bla..bla…bla…”

Saya pun terpana.
Teringat kepada salah seorang teman saya yang baru beberapa bulan lalu masuk ke PT ‘SA’ sebagai MT.
Is it amazing? Bagi saya, ya.
Dari latar belakangnya, P adalah orang yang sangat pintar, selalu sekolah di sekolah yang ternama dan punya kemampuan serta pengalaman juga untuk bekerja di bagian MT. Tapi, saya melihat rencana Tuhan yang tidak bisa digagalkan untuk teman saya.
P langsung menolak karena salah satu syarat yang diajukan PT ‘SA’. Cuma karena syarat. Padahal perusahaan itu udah mau mempekerjakan dia. Ya, mungkin karena itu, perusahaan ‘SA’ mencari lagi untuk MT, dan diterimalah teman saya di sana.
Atau mungkin caranya bukan seperti itu juga.. Gimana caranya saya ga ngerti. Tapi pada akhirnya, teman saya yang masuk ke sana, bukan P.
Dan yang saya pikirkan apa? Tuhan itu keren banget…

(Saya ga tahu, apa yang Tuhan rencanakan untuk P. Tapi saya percaya, Tuhan punya yang lebih baik dari MT ‘SA’ untuk dia.)

Takut rencana kita akan gagal? Kalau gitu percayakan rencana kita sama Tuhan. Tanyakan dan jadikan rencana Tuhan menjadi rencana kita, karena rencana-Nya selalu berhasil.
Saya pun pernah mengalaminya. Selalu.

Begitulah, saya melihat rencana Tuhan yang tidak pernah gagal dalam hidup saya.
Namun saya semakin diteguhkan, ketika saya juga melihat rencana Tuhan yang tidak gagal untuk teman saya.
Hai ^^, dan rencana-Nya juga tidak akan pernah gagal dalam hidupmu!!

Saturday, November 10, 2012

Kedokteran atau IT?

Hari ini salah satu anak PA saya bercerita kepada saya, "Kak, dari dulu saya kepingin masuk Kedokteran. Tapi akhir-akhir ini banyak banget yang menyarankan saya untuk masuk IT kalau kuliah nanti. Banyak banget Kak yang tiba-tiba kasih saran itu, saya jadi bingung... Padahal di SMA ini saya gak begitu suka sama mata pelajaran Komputer."
Lalu saya pun bertanya kepadanya, "Memangnya apa alasan mereka merekomendasikan IT ke kamu?"
"Mereka bilang, kalau Kedokteran kuliahnya selain lama, harus ngambil spesialis juga, soalnya dokter umum udah ga akan kepake lagi. Terus katanya karena teknologi akan semakin maju, pasti jurusan IT yang akan banyak dicari dan dipakai. Pasti sukses nantinya..." jawab anak PA saya.
"Yaelah............................"*_*

Dari secuplik perbincangan di atas, ada dua hal yang akan saya bahas lebih dulu: bakat dan kepribadian.
Ketika kita mengerjakan sesuatu karena kita punya bakat atau mampu untuk mengerjakan hal tersebut, hasilnya pasti baik dan produktif.
Ketika kita mengerjakan sesuatu karena kepribadian kita sesuai dengan pekerjaan tersebut, hasilnya kita pasti akan enjoy, memandang masalah sebagai tantangan bukan hambatan, dan akan produktif juga.
Namun, bayangkan kalau kita mengerjakan sesuatu karena selain kita mampu, kita juga enjoy melakukannya; waw...produktivitasnya pasti jauh lebih tinggi.

Saya sendiri suka bermain gitar dan suka musik. Tapi saya tahu saya tidak punya bakat untuk menjadi seorang gitaris ataupun composer handal. Jadi saya tidak memilih jurusan musik.
Saya bisa mengajar, tapi saya tidak merasa enjoy kalau jadi guru sekolah. Jadi saya tidak memilih jurusan Pendidikan.

Berkaitan dengan yang di atas, jangan pernah mengejar berkat, melakukan 'sesuatu' karena 'sesuatu'nya. Seperti saran yang diberikan orang-orang kepada anak PA saya, mereka menyuruhnya masuk IT bukan karena dia mampu dan suka bidang tersebut, tapi karena kalau masuk IT kemungkinan besar akan sukses.
Hmm, berkat datangnya dari Tuhan, saya melihat banget hal itu dalam hidup saya.
So, don't worry about your future.

Tapi nih...kita ga cuma punya satu bakat, dan kita juga bisa enjoy dalam beberapa bidang.
Saya suka Matematika, enjoy mengerjakan soal-soalnya. Saya juga merasa mampu di pelajaran Matematika. Tapi saya tidak memilih jurusan Matematika waktu mau kuliah.
Saya suka menulis dan nilai Bahasa Indonesia saya selalu tinggi. Saya pun tidak memilih kuliah jurusan Sastra.
Lalu, selain bakat dan kepribadian, apa lagi yang perlu?

Ini nih bagian terpenting: TUHAN.
^^

Kenapa?
Pertama, karena kalau kita tidak melibatkan Tuhan dalam kehidupan kita, semuanya adalah mustahil. Sekalipun mampu, hasilnya hanyalah kesia-siaan kalau tidak mengandalkan Tuhan.
Alasan kedua, karena kalau Tuhan tidak berkenan, semua itu tidak berharga, sekalipun kita suka. Jadi, ngapain mengerjakan sesuatu yang tidak berguna?

Nah, sekarang bayangkaaaannn....
TUHAN + bakat + kepribadian... waw, betapa indahnyaaaaa ^^


* terinspirasi dari saat teduh beberapa hari yang lalu dan dari tempat kerja saya yang sekarang

Tuesday, October 30, 2012

My New Blog

Aloha!
Saya baru bikin blog baru (http://nelovepics.blogspot.com/).
Blog ini saya buat khusus untuk postingan foto-foto saya, juga mungkin foto-foto karya orang lain yang saya ingin posting. Hmm, foto-diary kali yaaa..hahaha..
Kenapa harus foto?
Karena foto menyimpan kenangan, foto tidak akan pernah berubah, foto mengingatkan kita akan masa manis, dan melalui foto kita bisa membagikan apa yang pernah kita lihat ke orang lain.
Dan untuk itulah blog ini dibuat :)

Because I Love Pictures............

Sunday, October 21, 2012

O Little Bird



Hmm, mungkin ini terlalu larut malam untuk menulis.. Tapi inspirasi ini muncul begitu saja, menjelang saya mau tidur (ok, I’m on my bed now..).
Sekarang, mari kita berimajinasi :D
Sambil membaca kisah berikut, mari kita turut membayangkannya, seperti sebuah film yang diputar dalam pikiran kita.

Alkisah, ada seekor anak burung yang merasa dirinya terkurung.
Dulu, ia tidak pernah berpikir demikian, karena ia selalu diberi makan dan minum tepat waktu. Ia tidak pernah sakit dan tidak pernah merasa kelaparan. Namun lama-lama ia mulai bosan menjalani hari-harinya dan sering mengeluh. Entahlah, dia ingin bebas, dia merasa terkurung, terpenjara, muak dengan kehidupannya yang sekarang.
Suatu hari, karena sudah tidak tahan lagi, sang burung kecil pun memutuskan untuk kabur dari sarangnya.
Begitu berhasil melarikan diri, ia terus terbang tanpa melihat ke belakang sedikit pun.
‘Aku bebas, aku bebas!’ pikirnya.
Dia terbang tinggiiiii sekali, sesekali berputar senang.
Dia merasa bebas, “Merdekaaa!” teriaknya.
Anak burung tersebut pun hidup bahagia selamanya.
tamat


Hei, tunggu..
Cerita ini tidak bisa berakhir begitu saja… Apakah film di imajinasi kita sudah sesuai dengan skenario yang saya tulis??
Coba cek skenario ini..
Suatu hari, karena sudah tidak tahan lagi, sang burung kecil pun memutuskan untuk kabur dari sarangnya.
Si anak burung baru saja meninggalkan sarang (SARANG ≠ SANGKAR).
Apakah film sudah cocok dengan skenario?
Kalau sudah, mari kita lanjutkan.............

Mulanya, burung kecil begitu bahagia, merasa damai dan perasaannya meletup-letup senang seperti kembang api.
‘Kenapa ya, aku ga kabur dari dulu aja?’ sesalnya saat  takjub melihat dunia luar.
 Namun seiring berjalannya waktu, ia mulai menyadari bahwa tidak mudah untuk bertahan hidup dikarenakan usianya yang masih kecil dan belum sanggup mencari makan seorang diri.
Ia pun mulai merindukan sarangnya, rumahnya..
Selama ini ia tidak perlu bersusah payah mencari makan karena induknya selalu membawakan makanan lezat setiap hari ke hadapannya.
Oh, ia mulai merindukan induknya juga..
Memang sih, kadang ia kesal kalau dimarahi hanya karena terlalu rakus dan membuat saudara-saudaranya mendapat begian makanan lebih sedikit dari yang seharusnya.
“Tapi aku cuma minta sedikit!” elaknya suatu hari saat ia mengambil bagian makanan saudaranya.
“Meminta beda dengan mencuri!” Perkataan induknya yang tidak ia terima membuatnya bertekad untuk kabur dan mencari makan sendiri supaya tidak dimarah-marahi lagi dan bisa makan sepuasnya.
Kadang, ia juga kesal kepada saudara-saudaranya yang suka mengadu kepada induk mereka kalau ia mulai rakus. Tapi, kadang menggelikan baginya saat berhasil menjahili saudara-saudaranya, tidak jarang mereka tertawa dan bermain bersama.
Oh, ia bahkan mulai merindukan juga saudara-saudaranya!
Saat ini, kerinduannya semakin memuncak. Ia rindu sarang, ia rindu rumahnya.
Bodoh sekali merasa terpenjara di rumah sendiri! Sudah jelas rumah ≠ penjara.
Sekalipun kadang ia mengalami kekecewaan atau kesal pun bosan, tapi rumah tetaplah rumah, tempat terbaiknya bisa belajar dan bertumbuh, tempat tinggal sebenarnya.
Oh burung kecil…ia sudah terlalu jauh meninggalkan sarang, meninggalkan hutan, dan bahkan kini ia tidak tahu di mana dirinya sekarang.
Langit luas tidak dapat memberinya tempat untuk berpijak, keindahan awan dan angin semilir tidak dapat mengenyangkan perut laparnya.


Sebelum melanjutkan film kita ini, mari kita renungkan sebentar tentang makna cerita tersebut.
Terkadang, kita pun seperti si burung kecil. Merasa ‘rumah’ kita mulai membosankan, mengecewakan, mengesalkan, dan sebagainya. Rumah di sini bisa berarti suatu tempat di mana kita berpijak sekarang, atau mungkin suatu tanggung jawab, pekerjaan, komunitas kita, sahabat kita, keluarga kita, atau mungkin panggilan hidup kita.
Mungkin saat ini kita merasa muak dan terpenjara, ingin bebas, lepas…
Tapi mari kita belajar dari kisah si anak burung ini. Mari kita menyadari bahwa sarang berbeda dengan sangkar dan rumah berbeda dengan penjara. Bahwa sekalipun saat ini merasa muak, ketika suatu saat kita meninggalkan ‘rumah’, mungkin justru nanti kita akan sangat merindukan masa-masa di ‘rumah’.
Jadi, syukurilah ‘rumah’ tempat kita bersarang sekarang, jangan sampai menyesal. Kurangi mengeluh dan nikmatilah. Biarlah kita tidak menjadi burung kecil yang kabur, melainkan meninggalkan ‘sarang’ karena memang sudah saatnya, karena sudah cukup dewasa untuk pergi membuat dan tinggal di ‘sarang’ selanjutnya.

Kembali kepada kisah si anak burung:
Oh burung kecil pun sadar bahwa ia harus kembali. Sarang jauh lebih baik daripada langit tak berujung ini.
Ia pun berbalik arah, terbang menuju hutan, menuju sebuah pohon, menuju sarangnya.
Ia terbang, terbang, terbang.....hoahem...zzzz.. -_-



Friday, September 21, 2012

Melody In My Heart

Engkau ada bersamaku di s'tiap musim hidupku
Tak pernah Kau biarkan ku sendiri
Kekuatan di jiwaku adalah bersama-Mu
Tak pernah kuragukan kasih-Mu

Bersama-Mu, Bapa kulewati semua
Perkenanan-Mu yang teguhkan hatiku
Engkau yang bertindak memb'ri pertolongan
Anug'rah-Mu besar, melimpah bagiku


-True Worshippers Favor, Bersama-Mu


*Ingat February 28, 2012 :')

Monday, September 10, 2012

Saturday, September 1, 2012

Studi Deskriptif Mengenai Sikap Remaja Terhadap Perilaku Seksual Pada Masa Pacaran


 

Studi Deskriptif Mengenai Sikap Remaja Terhadap Perilaku Seksual Pada Masa Pacaran

 Descriptive Study about the Attitude of Adolescents toward Sexual Behaviors in a Romantic Relationship.


Sunday, August 26, 2012

Indonesia di Hati

Saya baru mengerti, apa makna dari "Aku Cinta Indonesia"

Dulu, yang saya tahu hanya Bandung. Waktu saya masih kecil, kalau keluarga jalan-jalan ke luar kota atau pulang kampung, saya selalu ditinggal di rumah nemenin saudara saya jaga rumah. Di rumah, sayalah yang paling jarang pulang kampung atau ke luar kota. Pikiran saya sesempit kota Bandung. Disuruh SMA di Jakarta, ogah. Ditanya minat kuliah di luar kota, ga mau.
Dulu, yang saya cintai hanya kota Bandung. Saya tidak pernah menginginkan hidup di luar kota Bandung karena terlanjur betah dengan rumah, komunitas, suhu udara, dsb. Pokoknya hanya Bandung yang ada di hati saya.
Tapi entah sejak kapan tepatnya, setelah memasuki dunia perkuliahan, sedikit demi sedikit, perlahan demi perlahan, Tuhan torehkan Indonesia di pikiran dan hati saya.
Pikiran saya membayangkan luasnya Indonesia yang belum saya jelajahi.
Hati saya semakin bergelora setiap dengar kata 'Indonesia'.
Kalau orang sekitar saya banyak yang menggebu-gebu dengan negeri lain yang ingin mereka datangi, saya malah bermimpi ingin keliling Indonesia.
Bertemu dengan berbagai suku, kaum, dan bahasa di Indonesia...
Menjelajahi berbagai tempat pariwisata di Indonesia...
Hmmmmm, kalau Tuhan berkenan, biarlah apa yang saya cita-citakan tercapai. *mengaminkan doa sendiri*

Beberapa minggu belakangan ini, setiap saya berdoa atau mengingat Indonesia, saya langsung menangis.
Saya rindu Indonesia dipulihkan dalam berbagai aspek.
Dan hari iniseperti kalimat yang saya tuliskan di awalsaya baru mengerti makna kalimat "Aku cinta Indonesia" karena saya sedang mengalaminya.

Ngomong-ngomong, selamat ulang tahun yang ke-67 yah, negeriku (17 Agustus 2012).
Indonesia akan selalu di hati.

Thursday, August 23, 2012

Happy Birthday, Ma


Tenanglah kini hatiku
Tuhan menuntun langkahku
Di saat susah dan senang Tuhan memegang tanganku

Tuhanlah yang menuntunku
Tanganku dipegang teguh
Hatiku berserah penuh
Tanganku dipegang teguh

Tenanglah Kini Hatiku-Franky Sihombing, Healing Worship

Happy birthday, Mama... (1956-2002)
Makasih udah ngajarin lagu ini. Lebih dari itu, makasih sudah mengajarkan untuk menghidupi lagu ini :’)

Mum & I


Wednesday, August 15, 2012

I Drew It


When God says "yes", nobody can say "no".
Pray for Ka Uli Marthalena.

Friday, August 10, 2012

TERIMA KASIH


Berikut ini adalah ucapan terima kasih dari saya berkaitan perjalanan saya selama musim skripsi (sampai kelulusan). Sengaja tidak saya tuliskan di kata pengantar skripsi, karena pasti akan memuat banyak kertas, hehehe.


Bapa, yang tak pernah berhenti mengajarkan saya untuk tidak menyerah, menghibur saya dalam setiap duka, mengingatkan dalam kelalaian saya, menolong tepat pada waktunya, menopang kala saya mulai goyah, memberi kekuatan, menepati janji, menegakkan kembali kepala saya ketika saya mulai tertunduk lesu, membanjiri saya dengan kasih setiap saat, dan menyelesaikan semuanya bagi saya.

Keluarga terbaik saya:
Ka Ven dan Bang David, yang selalu semangatin saya, baik lewat SMS, telepon, maupun dana, hehe. Mendoakan dan mendorong saya untuk tidak berlambat-lambat dalam pengerjaan skripsi ini, menularkan pikiran positifnya pada saya. Ingat curhat tengah malam waktu itu? Makasih ya, Bang, itu sangat membangun.
Turlut, yang mendukung terus demi kelancaran skripsi, mendukung dana, menyemangati untuk lulus secepatnya. Makasih untuk janji 2 hari ‘diulangtahunin’ sebelum sidang, ditepati dan sangat menolong. Ngebut-lihainya Dipatiukur-Jatinangor juga sangat keren dan menolong. Makasih untuk perhatian dan makanan-makanannya yaah, hehehe.
Talyut, yang memberi bantuan khususnya dalam statistik, menegur saya kalau saya mulai ga fokus dengan skripsi (‘Neeeel, kerjain skripsi! Malah main laptop!!’, hahahaha). Buku kecil pemberi semangat yang kamu kasih waktu saya mau seminar UP sangat mengharukan loh. Baik banget mau mintain kata-kata semangat dari orang-orang gereja untuk nyemangatin. Kita kerja tahun ini yaa.
Dedung, yang ngegangguin setiap saya mau kerjain skripsi karena sibuk main di notebook, hehehe. Menghiasi hari-hari saya dengan tawa melalui tingkah kekonyolannya, dan dengan rindu, karena kamu masih di Sulawesi saat ini.
Kelly, my puppy... Yang nyebelin, ngegemesin, tapi jadi temen main di rumah kalau saya lagi bosan skripsian. Yang ngangenin, karena sekarang dia sudah punya majikan baru.
Ka Ros dan Bang Rait, yang menyemangati saya juga, menolong saya kalau lagi butuh bantuan terutama biar menang arisan duluan hehehe, mengisi hari saya dengan tawa, membantu saya beli reward buat para responden, menerima saya numpang ngerjain skripsi dan makan, hehe.
Uda dan Nanguda Rosa, yang menanyakan terus kapan saya lulus sehingga saya bergegas lulus juga (biar ga ditanyain lagi, ehehe).
Dan semua keluarga saya yang ga bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih, karena kalian mempercayai saya, terima kasih karena kehadiran kalian saja sudah dapat menyemangati saya.

Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran:
Untuk Bu Lenny, dosen pembimbing saya tercinta. Terima kasih untuk setiap kritikan demi kemajuan skripsi saya. Saya ga pernah menyesal dibimbing sama Ibu, justru saya bangga. Terima kasih untuk membolehkan saya curhat, nyengir ataupun meneteskan air mata kala bimbingan. Terima kasih untuk pertolongan tak terduga dari Ibu, mengusahakan saya forum dan sidang secepatnya di tengah kesibukan Ibu. Menghubungi Bang Jeki, menelepon BPIP, ahhh hari itu sangat mengharukan, Bu..
Untuk Bang Jeki, dosen pembahas saya. Terima kasih untuk membuat saya takjub kala seminar UP dan forum karena kebaikan Bang Jeki menolong saya dalam merevisi skripsi, terutama untuk expert judgement skripsi ini. Terima kasih atas kerendahan hatinya yang inspiratif.
Deiz, Evitong, Chumi, dan Ipit, makasih ya udah mau jadi mahasiswa pembahas di seminar saya, memberi banyak masukan untuk penyempurnaan skripsi saya. Makasih banyak Chum untuk good translation-nya. Beberapa cokelat pun ga bisa menuntaskan rasa terima kasih saya untuk kalian berempat. Doa tulus dari saya untuk kesuksesan kalian.
Ibu Evi yang sangat berbaik hati menyediakan waktunya membimbing saya dalam memutuskan hal-hal berbau statistika dalam skripsi ini.
Serev dan Fitri, rekan sebimbingan. Makasih ya teman, untuk saling semangat, saling kasih informasi, saling bantu, saling dukung yang sudah terjadi selama ini. Makasih untuk Serev yang mempertemukan saya dengan Santrock dan menjadi notulen di seminar UP, akhirnya kita lulus jugaaa. Ayo Fit, kamu juga pasti bisa menyusul secepatnya :D
Inera: Ntang dan Ve. Kalian adalah tawa untuk saya di kampus. Kalian pun adalah rindu bagi saya selama pengerjaan skripsi ini. Makasih Ve, sudah berbaik hati memberi feedback skripsi sebelum seminar UP, makasih juga bunganya ya sayang.. Makasih untuk kalian berdua yang selalu memberi semangat supaya saya cepat menyusul.
Njen yang berbaik hati memberi kabar gembira tentang informasi jadwal sidang untuk saya, teman berbagi cerita tentang skripsi dan menginspirasi saya untuk tetap eksis menulis cerpen, hehe. Makasih untuk kado kelulusannya yang mengharukan dan bagus bangett. Ayo Njeeeennn, semangat kamuuuu. Kamu pasti bisa lulus cepat juga. Doaku selalu untukmu, Njen.
Para pengunjung di seminar saya: Nana, Toya, Riva, Kiki, Hiki, Sarah, Tina (notulen di forum), Jayco, dsb.
Pak Asep SBA yang berbaik hati dan ramah melayani dalam urusan administrasi seminar sampai sidang, bahkan nyemangatin lewat SMS juga.
Para pengunjung yudisium: Ve, Serev, Njen, Uti, Chumi, Emul, Anggi, Ica, Soon, Elga, Nisa, dsb.
Orang-orang yang datang ke syukuran kelulusan saya, Chumi, Uti dan Hana: Njen, Anin, Nisa, Hana, Talita, Shintya, Sari, Khiki, Ntang, Tina, Ii, dan Dhita.
Psikopad 2007; Hana, Anin, Chisna, Putri, Gisep, Wewe, Anggi, Ica, Soon, Glo, Ticeu, Chika, Sari, Liztya, dsb yang ga bisa disebutkan satu per satu. Makasih yah untuk kebersamaan kita selama kuliah, skripsi, dan wisuda. Ayo yang belum lulus tetap semangat mengerjakan skripsi. Segala hambatan pasti ada jalan keluarnya kalau kita tekun.
Juga para dosen yang sudah dipakai Tuhan luar biasa untuk mengajarkan saya, terima kasih.

Saudara-saudari seiman terkasih:
Keluarga PA: Ka Ika, Anas, Sesil, Ulan, Mario, Rina, Bella, dan semuanya yang senantiasa mendukung doa dan menyemangati, makasih...
Kate dan Mike, suatu malam bertemu di supermarket dekat rumah. Hari itu tertawa dan cerita-cerita. Pas mau pulang, ngasih satu plastik besar penuh makanan dan minuman sebagai bentuk permintaan maaf dan dukungan semangat untuk skripsi. Waw, kalian menjadi bukti dari Tuhan bahwa apa yang saya tabur untuk orang lain, akan saya nikmati juga. Makasih untuk semangat dari kalian yah. Ayo cepat lulus juga : )
Sweet dan Cnova, yang memberi semangat lewat SMS dan menanyakan kemajuan skripsi saya. Makasih Sweet, setiap kamu nginep di rumah, meskipun kamu tidur, tapi saya merasa ditemani begadang mengerjakan skripsi, makasih udah nemenin refreshing dari skripsi ke Lembang. Makasih Nv, selalu menyemangati saya di luar dugaan, sampai ngajak puasa dan doa bareng, hehe. Makasih juga untuk bunga dari kalian yah..
Tulang Ronal dan Onya, yang selalu memberi semangat dengan tulus. Makasih Lang, untuk bantuan masukan dan optimisme waktu saya galau dalam judul baru, bahkan tidak terduga langsung telepon saya begitu saya SMS minta dukungan doa seminar UP. Makasih Nya dan Lang, menyemangati ga hanya lewat SMS tapi dengan ucapan langsung ke hadapan saya. Makasih untuk curhat ceria 2 hari berturut-turut sambil makan mie seduh dan  Jco bareng di rumah, merayakan selesainya forum saya waktu itu (meski ada maksud lainnya, hihihi), dan olah raga pagi bareng menemani saya refreshing sebelum sidang. Makasih juga buat cup cake spesial dan ucapan kelulusannya. Doa kalian saya aminkan, hehe.
Bang Renol, yang sudah membantu saya dengan tulus dan niat, berbaik hati mengantar saya ke perpustakaan Universitas Maranatha, memperkenalkan saya dengan mahasiswa S2 di sana untuk menolong saya juga. Makasih udah mau nganterin selama beberapa kali ke rumah dosen pembimbing, nganterin cari buku di Palasari, memberi semangat lewat SMS, telepon pas malam sebelum seminar UP, mengingatkan saya supaya makan, menjenguk saya waktu sakit, mengajak saya refreshing dari skripsi bareng Mike dan SMP 1 jalan-jalan.
Bang Rudi, yang sering SMS dan telepon bahkan datang ke rumah menanyakan perkembangan skripsi (sampai saya muak, hehehe), setia memberi saya semangat tanpa diminta, menelepon saya pagi sebelum seminar UP, traktir makan, nganter ke rumah dosen pembimbing, isiin pulsa demi kepentingan skripsi, bahkan pernah beberapa kali mengantarkan makanan ke rumah. Makasih udah sangat niat nolongin saya selama forum. Satu kalimat yang sangat membangun (waktu makan bareng Kate, Mike dan Bang Renol): “Tuhan pasti kasih double spirit juga.” Jujur, kalimat itu mengubahkan pola pikir saya sejak saat itu, bahwa saya bisa sekalipun mengerjakan skripsi, keluarga, pelayanan, dsb karena Tuhan tentu kasih saya kapasitas lebih besar untuk mengerjakannya.
Pelajar-Radjiman dan semua yang belum disebutkan: makasih lohhh untuk setiap dukungan semangat dan doa kalian semua :)

SMA ‘Y’, tempat saya penelitian:
Ibu Humas, makasih udah memperbolehkan saya meneliti di sekolah ini. Makasih untuk tidak mempersulit saya dalam pengambilan datanya.
Pak Satpam dan guru piket, makasih atas keramahan, pelayanan, dan senyumnya setiap saya datang ke sekolah.
Isma, makasih ya De, udah mau membalas setiap SMS kk dan bantuin wawancara awal di sekolah. Sukses untuk sekolahmu.
Para responden penelitian, makasih ya untuk setiap jawabannya yang sungguh-sungguh maupun yang ga sungguh-sungguh, hehe. Makasih terutama responden prianya yang baik-baik dan membantu pengambilan data.

Untuk orang-orang yang pernah SMS saya selama musim ini:
Anit, Onya, Lena, Bang Gips, Cnova, Sweet, Bang Renol, Ka Lindaria, Hartati, Turlut, Erick, George, Bang July, Charles, Ucay, Ka Ven, May, Serev, Bang David, Ntang, Tulang Ronal, Eka, Mbak Fitri, Bang Rudi, Bertha, Rini, Ka Ika, Bang Roy, Yenti, Bella, Mike, Toya, Ka Maria, Rina, Tiko, Kulle, Sarah, Deiz, Maria, Kate, Ve, Uun, Derry, Taty, Njen, Fuchan, Sari, Dipur, Fitri, Riva, Yuri, Novarina, Rina Ulli, Chika, Kiki, Tita, Ka Ira, Bu Lenny, Uti Padang, Sondang, Nana, Sari, Anas, Ipit, Zahrah, Ulan, Niken, Anggi, Eva, Widuri, Indah, Hana, Chumi, Liztya, Isma, Pak Asep SBA, Hiki, Golfrit, Dedung, Bang Rait, Talyut, Fergie, Lenny, Ko Dhavit, Ka Vina, Hendrong, Ka Ibin, Ka Weli, Ticeu, Amangboru dan Bou Pasaribu, Amangboru dan Bou Lumbanraja, Amangboru dan Bou Manulang, Amangboru dan Bou Sianipar, Amangboru dan Bou Riung, dsb.
Percayalah, SMS kalian belum dihapus dari inbox (setidaknya sampai saat saya menulis ini).
Terima kasih juga untuk setiap orang juga yang sudah telepon, chatt, wall di facebook, menulis kalimat semangat di buku kecil dari Natal, mengucapkan sendiri kata-kata semangatnya pada saya, terutama yang berdoa bagi saya, yang belum saya sebutkan namanya di sini.
Terima kasih untuk Kate, Mike, Bang Rudi dan Eva yang datang ke rumah merayakan kelulusan saya.
Terima kasih untuk orang-orang yang datang ke wisudaan saya kemarin di Graha Sanusi Unpad Dipatiukur: Uda, Talyut, Psikopad 2007, PMK Fapsi Unpad, Cnova, Sweet, dan Yuli. Dan yang datang ke rumah: Kate, Mike, Anit, Bang Gips, dan Bang Renol. Makasih ya Nit untuk ice cream dan creps-nya.
Tentu tidak lupa Cnova dan Ntang. Makasih yaa untuk rainbow cake-nya..

Terima kasih untuk Engkau. Terima kasih untuk mereka. Terima kasih tulus dari saya. Saya bahagia memiliki dan dimiliki kalian semua : )  : )

Monday, August 6, 2012

August 6, 2012

Ketika aku marah, justru aku yang jadi sakit

Karena dengan marah, aku justru yang menangis

Aku yang menyesal

Hatiku yang teriris, pedih


Aku tidak bisa benar-benar marah sama kamu

Kalau aku marah,

percayalah aku yang lebih terluka daripada kamu.


(Ditulis lagi untuk kamu...)



Reblogged from April 13, 2011

Friday, July 13, 2012

Uang dalam Celengan


Mungkin setiap kita pernah merasakan menabung dalam sebuah celengan. Apalagi di masa kecil, tidak terhitung berapa kali saya membeli dan membongkar celengan plastik, hahaha.
Baiklah, tapi kali ini saya tidak akan membahas tentang seberapa sering saya membongkar celengan saya.
Ini tentang celengan.
Siapa sih orang yang tidak akan menjaga celengannya dengan baik? Semakin banyak isinya, maka semakin berharga lah celengan tersebut.
Ada sebuah kisah tentang adik saya yang menabung dalam celengan plastik. Ia menabung setiap hari, sampai suatu ketika ia butuh uang dan membongkar celengan plastiknya menggunakan pisau. Uniknya, karena waktu itu ia tidak membutuhkan terlalu banyak uang, ia hanya mengambil sedikit uang saja dari celengannya. Ia membelah celengan plastik itu menggunakan pisau, tapi hanya sedikit. Kemudian, ia tetap menabung dalam celengan plastik yang sudah terpotong itu. Hellowww, celengan plastik cuma serebuan, Bu...
Ngomong-ngomong celengan plastik, saya baru sadar kalau di kamar saya ada sebuah celengan plastik yang masih bagus, tidak terpakai sampai sekarang.
celengan plastik di kamar saya
Bandingkan: celengan adik saya (yang sudah belah namun ada uangnya) dengan celengan di kamar saya (yang masih bagus namun tidak ada uangnya).
Mana yang lebih berharga?
Sekali lagi, semakin banyak isinya, maka semakin berharga lah celengan tersebut.
Jadi, yang mana sebenarnya yang berharga, celengannya atau isinya?
Hahaha, jelas isinya.
Adik saya pernah mengatakan, berkaitan dengan celengan, “Yang penting tuh isinya...”

Pagi ini, saya merenungkan sebuah kalimat yang luar biasa : )
“Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.” (2 Korintus 4:7)

Bejana tanah liat = saya
Harta = Dia
Celengan = saya
Uang = Dia

Saya menyadari betapa tidak layaknya diri saya disebut berharga. Tapi saya boleh bermegah di dalam Dia, bukan karena siapa saya, namun karena siapa Dia yang tinggal di dalam hati saya. Dia, yang selalu memberikan saya kekuatan luar biasa untuk menghadapi setiap tantangan.


Kristus, harta yang paling berharga.

Saturday, July 7, 2012

I Drew It

sweet, nel, kate

***Jadi teringat perjuangan beberapa tahun yang lalu bersama para pejuang SPMB lainnya..



Selamat untuk setiap orang yang diterima di universitas pilihannya, dalam pengumuman SNMPTN tahun 2012 ini. Yang belum diterima, jangan patah semangat, karena ini bukanlah akhir segalanya.



Tuhan itu BAIK : )
Dulu, sekarang dan selamanya.



Thursday, June 28, 2012

Aku, Langit, dan Janji

Dua hari yang lalu aku tertakjub-takjub saat melihat sunset di Jatinangor.
Indah. Hanya terpana melihat keindahan langit.
Dan yang ku ingat adalah janji-Mu.

Pagi ini, di saat orang lain sibuk dengan kegiatannya masing-masing, aku memandangi langit biru berhiaskan awan Cirrus (jenis awan yang paling kusuka).
Indah. Terus memandangi keindahan langit sambil menahan air mata.
Karena yang ku ingat masih janji-Mu.

Kalau kemarin, hanya kalimat 'Tuhan, tolong aku' yang bisa kuucapkan,
hari ini aku ingin berkata pada-Mu:
Tuhan, terima kasih...
Karena di saat aku mulai goyah, Kau di sini menopangku
dengan janji-Mu.

Friday, June 15, 2012

Tahukah Kamu?

Tahukah kamu, bagaimana proses pengolahan padi menjadi beras???

Dulu (kesannya udah lama banget yaa, hehe) saya pernah mengikuti suatu mata kuliah di ITB. Dosen saya sedikitnya menjelaskan bagaimana proses itu terjadi. Saya pun sempat memperhatikan prosesnya sewaktu saya mengikuti KKN di Desa Ciawi, Purwakarta. Akan saya jelaskan ala kadarnya : )
Jadi ketika padi sudah dipanen, padi dikeringkan atau dijemur di bawah matahari. Setelah itu diinjak-injak atau ditumbuk, terus digiling deh dengan mesin sampai beras putihnya keluar dan terpisah dari kulitnya.

Pagi hari ini saya disegarkan Tuhan dengan sebuah pertanyaan yang berhubungan dengan hal di atas.
Mari kita renungkan: Apakah orang waktu mengolah padi, akan terus menginjak-injaknya sampai hancur? Sungguh tidak, orang pun tidak terus-menerus menggilingnya sampai hancur!
Maksudnya pengolahan tersebut adalah jelas: mengeluarkan beras dari kulitnya, bukan menghancurkan padi tersebut (sekalipun dijemur, ditumbuk, dan digiling).
Ini juga mirip dengan kehidupan kita yang seperti padi. Tuhan memproses kita supaya kita terlepas dari hal-hal negatif (kebiasaan, karakter, pola pikir, kelemahan, dsb.) yang sadar atau tidak sadar selama ini mengikat dan mengurung kita.
Apakah Tuhan memproses kita sampai kita hancur? Tentu tidak!
Jadi tersenyum dan bersabarlah ketika kita merasa sedang berada dalam proses itu. Segala ‘kesakitan’ atau air mata ini akan segera berlalu, dan kita akan dibentuk Tuhan semakin indah.
Karena semua rencana Tuhan selalu bijaksana dan berhasil.
Tahukah kamu? : )   : )

Wednesday, May 30, 2012

Melody In My Heart


Aku milik-Mu, ku berserah kepada-Mu
Seluruh hidupku, Kau genggam dalam tangan-Mu
Ini hatiku, hanya untuk-Mu
Ini jiwaku, hanya bagi-Mu


Tuhan Kau Allahku, Bapa dan Rajaku
Tak henti di s’tiap nafasku, ku kan menyembah-Mu s’lalu
Ku bawa hidupku ke atas mezbah-Mu
Tak henti di s‘tiap langkahku, ku kan mengikuti-Mu selamanya...


-True Worshippers Youth-Di Setiap Nafasku




Lord, I am Yours, I lay down my heart at Your feet
Through out of my days, I will seek Your face
I'll give You my heart, all to You, my God
I'll give You my soul, all to You, Jesus


Jesus, You're my God, my Father and my King
In every single breath I take, I will always worship You
I bring my life to You and I abide in You
In every single step I take, always sing forever
I follow You


-Sari Simorangkir-In You

Thursday, May 17, 2012

World Prayer Assembly, 17 Mei 2012

Mengajak saudara/i seiman, gereja Tuhan, baik yang telah berkomitmen dalam World Prayer Assembly hari ini, 17 Mei 2012 (di Sabuga, Bandung, Jawa Barat khususnya) maupun yang belum berkomitmen, untuk kita sama-sama terus berdoa bagi bangsa kita, Indonesia tercinta:
Mari bersama kita membangkitkan atmosfir doa (setiap jalan, sekolah demi sekolah, tempat-tempat kerja, setiap rumah, komunitas demi komunitas) dalam "Adopsi Jalan, My Home"



Kenapa terjadinya my home?

My home adalah suatu gerakan mengadopsi jalan dimana kita tinggal untuk berdoa dan berbuat sesuatu untuk jalan tersebut.
Pada tahun 1996 Time Magazine menjadikan kota ini menjadi kota paling berbahaya di Amerika serikat. Setiap jam ada satu orang yang terbunuh di kota ini.

Pada January 2008 diadakan doa untuk kota kini dan setiap orang mulai mengadopsi jalan dimana mereka tinggal. Kejahatan mulai menurun menjadi 30 %. Ketika semua jalan sudah diadopsi pada tahun 2010, Maret merupakan bulan pertama dimana tidak terjadi pembunuhan sama sekali.

Siapa yang harus berdoa?
Kita yang berada di kota ini dan bertanggung jawab terhadap kota ini dimulai dari kota yang kita tempati.







Mari berdoa bagi kesejahteraan kota Bandung tercinta
: D

Tuesday, May 8, 2012

Footprints (new version)



Kisah 'Footprints' di atas sudah saya dengar sejak saya SMA dan saya sangat menyukai perumpamaan manis ini.
Tapi sekarang, saya merasa memiliki kisah 'Footprints' versi saya sendiri.
Di mana dalam penglihatan saya, saat saya melihat ke belakang, tidak ada dua pasang bahkan sepasang jejak kaki di pasir.
Tidak ada jejak kaki sama sekali.
Mengapa?
Karena saya sedang terbang bersama Tuhan : )
Itu yang Tuhan janjikan dalam hidup saya; Ia akan bawa saya terbang tinggi mengatasi ‘gurun’ kehidupan saya, menyertai saya melalui setiap tantangan.


Hahaha begitulah.... dan saya tentu lebih menyukai ‘Footprints’ versi saya sendiri
: D