Pada jaman dahulu kala, ada seorang pemuda yang kurang disukai oleh para saudara kandungnya. Salah satu penyebabnya karena mereka merasa, ayah mereka lebih mengasihi pemuda ini daripada anak-anak lainnya dan mereka merasa iri. Saking irinya, mereka tega melemparkan pemuda tersebut, ke dalam sumur kemudian menjualnya sebagai budak.
Namun apapun yang dilakukan pemuda tersebut selalu berhasil, sehingga ia dipercayakan atas segala milik tuannya. Beberapa waktu kemudian hal yang tidak disangka terjadi, pemuda tersebut difitnah dan dimasukkan ke dalam penjara.
Namun apapun yang dilakukan pemuda tersebut selalu berhasil. Ia menjadi kesayangan bagi kepala penjara dan dipercayakan juga untuk mengurus semua tahanan penjara.
Singkat cerita promosi berlanjut, sehingga bahkan ia menjadi penguasa di daerah tersebut, kepercayaan raja, karena apapun yang dilakukan pemuda ini selalu berhasil. Ia juga bertemu keluarganya lagi dan hidup bersama kembali.
(kisah lebih lengkap bisa dibaca di Kejadian 37-45)
Dari cerita singkat di atas, sepertinya pemuda tersebut selalu terjebak dalam suatu situasi buruk. Namun ternyata, justru karena situasi buruk tersebut, ia akhirnya bertemu raja dan menjadi kepercayaan.
Hmmm, pernah merasa ‘terjebak’ dalam suatu keadaan yang tidak menyenangkan?
: )
Sejujurnya saya tidak benar-benar ingat. Namun, dari dulu saya merasa apa yang saya jalani adalah ‘jalan yang memang ingin saya jalani’. Saya masuk sekolah yang saya pilih. Saya masuk universitas dan jurusan yang juga saya pilih dan rencanakan. Saya ga pernah merasa ‘salah jalan’ atau ‘kejeblos’ demi alasan-alasan tertentu.
Selama ini, semuanya terencana, dipikirkan masak-masak.
Sampai tibalah hari ini, saya mencurahkan isi hati saya mengenai suatu hal kepada atasan saya.
Saya merasa kurang passion, saya merasa ‘salah tempat’. Saya curahkan pikiran yang akhir-akhir ini muncul.
Atasan saya nyengir, kemudian memberi advice, “Saya yakin, Tuhan punya maksud menjebloskan kamu ke sumur tersebut. Saya pernah mengalaminya beberapa kali (atasan saya pun menceritakan beberapa pengalaman hidupnya). Memang enak kalau melakukan apa yang kita cintai. Tapi, yang penting adalah cintailah apapun yang kamu lakukan. Dari pengalaman-pengalaman saya tersebut, saya jadi ngerti maksud Tuhan bahwa ga pernah ada sesuatu yang kebetulan. Semuanya sudah Tuhan atur untuk kebaikan kita.”
“Mungkin kamu belum ngerti sekarang, tapi perlu sekali untuk kamu memberi hati kamu dalam melakukan apa yang ada di hadapan kamu sekarang. Kita ga tahu, bisa jadi ternyata di masa depan hal itu berguna buat kamu, seperti apa yang saya alami.”
Selama mendengarkan atasan saya, sedikit demi sedikit hati saya meleleh, hahahaha..
Pelajaran baru yang saya dapatkan dari atasan saya : )
Sekali lagi, saya merasa tidak pernah berada dalam kondisi seperti ini. Tapi, berada dalam kondisi ini mengajarkan saya untuk tidak hanya melakukan apa yang saya cintai, tetapi juga mencintai apapun yang saya lakukan. Memberi hati, melakukan dengan segenap hati, sambil terus berserah dan mempercayakan semuanya kepada Tuhan, seperti apa yang dilakukan pemuda dalam cerita di atas. Apapun keadaannya, maka yang kita lakukan akan berhasil : ) Amiiinn..
Maka, saya istilahkan kondisi saya ini: jebakan cinta dari Tuhan, hihihi..
Tuhan pasti punya maksud! #sambil mengedipkan mata pada Tuhan#
*Makasih, Paaak!
No comments:
Post a Comment