Saturday, March 15, 2014

Ia Berdiri di Pantai

Siang itu, Ia berdiri di pantai.

Sekilas kejadian yang terjadi sebelumnya, di mana salah seorang mantan penjala ikan ‘gagal’ mengerjakan panggilan barunya sebagai penjala manusia.
Ia hampir tenggelam karena ketidakpercayaannya, ia sembrono dalam berkata-kata, bahkan ia menyangkal Sang Guru!
Dan sepertinya ia menyerah. Ia kembali ke kehidupan lamanya: menjala ikan.

Tapi siang itu, Ia —Sang Guru— berdiri di pantai. Terjadi lagi, si penjala ikan disuruh Sang Guru untuk menebarkan jala dan mujizat terjadi. Entah, mungkin momen itu memang harus terulang untuk mengingatkan bahwa Sang Guru telah menetapkannya untuk menjala manusia dan panggilan itu tidak berubah.

Sang Guru pun memanggil namanya, bertanya, “Apakah engkau mengasihi Aku?”
Kegagalan, ketidaksetiaan dalam mengerjakan panggilan, keputusasaan.
Apalah semua itu, hanya masa lalu ketika Sang Guru meneguhkan kepercayaan-Nya, “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”
Hari itu, Ia mengulangi kalimat-Nya yang dahulu:
“Ikutlah Aku.”
Sebuah kesempatan, ketetapan, kepercayaan.


Malam tadi, saat saya berdoa, saya melihat sosok-Nya berdiri di pantai. Ia hampiri saya dan teguhkan panggilan serta kepercayaan-Nya.
Terima kasih, Yesus...

No comments:

Post a Comment