Mungkin kalimat yang bisa menggambarkan keadaan saya beberapa hari belakangan ini adalah: I’M TIRED. Sempat tepar 2 hari di tempat tidur karena ga enak badan, ga napsu makan, ga balas beberapa SMS atau angkat telepon yang datang. Sakit yang saya alami sebenarnya bukan secara jasmaniah sih, tapi lagi patah semangat.
Entahlah, saya bahkan sempat heran sendiri, ga nyangka bahwa musim ini bisa sebegitu beratnya, hahah. Setiap kalimat atau beberapa kondisi yang sampai ke pikiran saya kadang bikin mau nangis, merasa ingin cepat-cepat melalui musim ini, pokoknya melow habis deh. Merenung sedikit aja bisa langsung nangis, ckckck ~jangan ditiru.
Hmm, saya jadi ingat, dulu saya pernah mengalami kondisi yang mirip-mirip seperti ini; saat di mana saya merasa ingin nyerah, kibarkan bendera putih.
Waktu itu, saya memutuskan untuk berhenti kuliah karena beberapa masalah. Saya sudah pengumuman ke teman-teman kampus dan kakak saya. Saya bahkan sudah sampai menanyakan seperti apa prosesnya mengundurkan diri dari perkuliahan. Hal itu tidak terwujud karena nasehat kakak saya. Meskipun secara hukum saya tidak jadi mengundurkan diri, tapi perasaan menyerah itu masih ada.
Sampai akhirnya beberapa hari kemudian saya mengikuti retreat luar biasa, Serving (Server Training, 2009). Saya masih ingat ketika hari pertama kami menonton The Passion of Christ, bagaimana saya tertohok melihat adegan Tuhan Yesus yang tidak menyerah ketika Ia menderita kesakitan karena disiksa. Kebayang kalau dulu Tuhan Yesus memutuskan untuk menyerah karena merasa kesakitan, tentu kita semua umat manusia ga akan punya pengharapan keselamatan hidup kekal.
Hari terakhir, sessi terakhir, di sanalah Bang Leo Pranto dengan tenang berkata pada kami, para trainee, “Mungkin saat ini kita tidak sedang berbuat dosa. Tapi mungkin saat ini kita sedang merasa ingin menyerah. Ketahuilah 2000 tahun yang lalu, Yesus pun sudah menebus kelemahan kita (rasa putus asa) di atas kayu salib.”
Di situ, menangislah saya dalam doa, sambil mengangkat kedua tangan saya tinggi-tinggi di hadapan-Nya, diiringi lagu Selain Kau Tiada yang Lain (sejak saat itu, lagu ini masuk salah satu list lagu favorit saya, heheh). Saya pun mengikrarkan komitmen saya pada Tuhan: Aku janji Bapa, ga akan pernah nyerah lagi...Doa temen kampus saya supaya saya mendapatkan ‘sesuatu’ di retreat ini benar-benar terkabul.
Dan di sinilah saya sekarang, baru begadang mengerjakan skripsi.
Musim ini belum berganti, pergumulan pun belum tentu tidak akan datang lagi. Tapi saya memutuskan untuk tidak putus asa, terus maju ke depan, berjalan bersama-Nya. Kenapa? Karena Tuhan mengajarkan kepada saya untuk tidak menyerah : )
**dan tentu karena dukungan kalian ; )
Tetap semangat Sayang..
ReplyDeleteKita sama-sama berjuang.. Terimakasih yaa berkatnyaa..
Mazmur 37:5 "Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak."
Yesss, aminnn!
Deletemakasi, Nyaaa :*