Semalam saya terbangun dan tidak bisa tidur.
Saya mengelus dan memandang wajah lelaki di hadapan saya yang masih tertidur, dan saya bernostalgia dengan diri saya sendiri tentang dia.
Saya teringat saat-saat di mana kami masih remaja.
Saat rasa cinta itu sedang tumbuh...
Kala dia menarik rambut saya
Mendengarkan MP3 lagu rohani bersamanya dengan menggunakan earphone
Dia mengirimi saya surat saat saya merasa down, menghibur saya dengan firman Tuhan yang dia tuliskan juga di sana
Ketika kami dengan antusias saling menyapa di sekolah setelah sekian lama tidak bertemu dan saya merasa rindu
Bagaimana saya selalu kagum akan kedewasaannya saat saya mendengarkan dia sharing firman Tuhan
Kemudian saat dengan polosnya saya meminta Tuhan mengambil rasa cinta itu dari hati saya...
Saya menangis berdoa pada Tuhan, meminta-Nya mengembalikan perasaan itu pada waktu yang tepat dan orang yang tepat.
Sekalipun ternyata perasaan itu akan kembali pada pria yang sama.
Saya mencurahkan perasaan terakhir saya pada karya gambar saya di hari ulangtahunnya
Lalu ketika dia bekerja di luar kota, kami sering berkirim pesan singkat
Sekalipun perasaan itu sudah tidak ada, saya tetap saja selalu senang untuk sharing firman dengannya
Dan jika dia ke Bandung dan kami bertemu di gereja, saya merasakan bagaimana antusiasnya dia saat menyapa dan menjabat tangan saya
Dia pun kembali ke Bandung, dan kami menjadi rekan satu pelayanan kembali
Sedari remaja, dia memang sering ke rumah saya sendiri ataupun bersama yang lain
Kadang kami berjalan kaki bersama, naik angkot bersama
Entah saat masih cinta maupun saat rasa itu sudah tidak ada, namun saya tidak pernah bosan berbincang bersamanya, apalagi sharing firman Tuhan
Juga menyanyi lagu pujian bersama
Itu terus berjalan sampai kami dewasa
Saat dia akhirnya sudah memiliki kendaraan bermotor
Kalau dia mengantar saya pulang, pasti kami berbincang lama sekali di depan rumah tentang kehidupan
Dan dalam pelayanan pun, saya tetap mengagumi kedewasaan rohaninya
Bukan hanya dia pria yang sering ke rumah saya
Bukan hanya dia pria yang sering menyanyi pujian bersama saya
Bukan hanya dia pria yang sering berbincang dengan saya
Namun hanya sedikit pria yang membangun saya melalui sharing firman Tuhan
Malah, semalam saya berpikir mungkin saja rasa itu tidak pernah Tuhan ambil, mungkin saja saya yang tidak menyadarinya
Entahlah, saya merasa Tuhan hadir di tengah-tengah kami
Saat saya bernostalgia semalam, saya teringat perkataannya saat kami akhirnya berpacaran: Tuhan indah di tengah-tengah kita
Dan semalam, saya menangis haru
Menyadari bagaimana Tuhan selalu ada di antara kami
Saat berpacaran, kami sering sharing ayat firman untuk saling meneguhkan
Saat kami menikah, bagaimana kami sama-sama berharap Tuhan dimuliakan
Mendoakan kerinduan memiliki anak, mendoakan untuk keputusan beli rumah, atau doa-doa kami lainnya
Kami menyembah Tuhan bersama
Tak jarang ada air mata
Namun semuanya itu indah karena Tuhan hadir di antara kami
Semalam...saya menangis terharu dan berdoa
Mensyukuri akan pria yang Tuhan anugerahkan menjadi pasangan saya
Yang sudah Tuhan perkenalkan sedari saya masih remaja dan bentuk untuk memberkati saya juga
Dan saya meminta pada Tuhan, supaya Dia terus berkarya di antara kami
No comments:
Post a Comment