Saturday, December 6, 2014

Melody in My Heart

Pulihkanlah hatiku
B'rikan ku mata s'perti mata-Mu
Ajarku mengasihi s'perti-Mu

Lembutkanlah hatiku agar ku hidup hanya bagi-Mu di sepanjang umurku, 'tuk s'lamanya



Tuesday, November 11, 2014

November 11, 2014

Father, bring me to see You clearly more than anything. .
It's not me, myself,
not my weaknesses nor my past..
It's You Yourself I see, Father.

Wednesday, October 1, 2014

The Marriage Prayer

Verse 1 ~John Waller
Father, I said till' death do us part
I want to mean it with all of my heart
Help me to love You more than I love her
Then I know I can love her more
than anyone else

And bring her in Your presence today
Make her what You want her to be

Chorus:
I pray to hear her heart
I pray she'll love You more
I pray to cherish and serve her
And we'll bring You glory today, I pray

Verse 2: ~Josee Waller
Father, I said till death do us part
I want to mean it with all of my heart
Help me to love You more than I love him
Then I know I can love him more
than anyone else

And bring him in Your presence today
Make him what You want him to be

Chorus:
I pray to hear his heart
I pray he'll love You more
I pray to strengthen and serve him
And we'll bring You glory today, I pray

Bridge:
Lord, help me love her
As You love the church, Your bride
(Josee) Help me submit to him
As I submit to You, my life

Chorus: (2x)

Out:
This is my prayer Amen


The Marriage Prayer-John Waller


"Aku pengen Tuhan dimuliakan lewat hubungan kami.."
Sepenggal curhatan saya ke Ka Ika beberapa hari yang lalu. .
Dan di-bluetooth lah lagu ini ke hp saya. .
Belum nikah sih, tapi lagu ini bagus banget. .dan amin amin amin banget..

Thursday, September 11, 2014

Kau Kekuatanku

Ku datang kepada-Mu
Kau terima diriku
Kau segarkan jiwaku
Tak perlu ku andalkan kekuatan diriku
s'bab Kau sanggup
s'bab Kau sanggup

Kau kekuatanku
Kau Penghiburku
Kau tepati setiap janji-Mu
Di setiap langkah aku kan berserah
memb'rikan hidupku bagi-Mu, Yesus

Kau ada di saat kuperlukan
Setia selalu selamanya, s'lamanya

Sunday, August 24, 2014

August 24, 2014

Teruntuk Alfa dan Omega. .
Dalam hal ini pun, karena Engkau yang telah mengawalinya, maka jadilah Yang Terkemudian dan menjadi Yang Akhir.
Semua tentang-Mu.
Amin.

Tuesday, July 1, 2014

You Remind Me

Pagi ini, saat saya tengah berlari supaya tidak terlambat naik jemputan ke kantor, saya dibuat terperangah saat berhadapan dengan langit. Terlalu indah untuk dilewatkan begitu saja. .
Dalam keadaan mepet tersebut, saya berhenti, mengeluarkan HP, tanpa mempedulikan orang sekitar saya, CEKREK!

Kemudian saya lanjutkan perjalanan saya dengan cepat sambil tersenyum sendiri.
Untuk kesekian kalinya, Bapa ingatkan saya akan sebuah janji yang pernah Dia nyatakan♥

Wednesday, May 28, 2014

Bekerja Lebih Keras

Malam ini saat saya berdoa, tiba-tiba terbayang dalam ingatan saya seorang perempuan kecil yang saya temui di kolam renang, Waterbom, Jakarta kemarin.
Kemarin, teriakan kecilnya terdengar dan menarik perhatian saya.
"Dad, Daddy! I can't swimming, Dad! Help me! Dad, I can't, Dad! Don't leave me. ."
Ia terus berusaha berenang mengejar sang ayah yang berenang di depannya. 
Saat perempuan kecil itu terlintas dalam ingatan saya tadi, saya baru menyadari dan bertanya-tanya, mengapa perempuan itu tetap berenang.
Jawabannya sesederhana ingatan saya:
perempuan itu mengikuti ayahnya. Ia merasa tidak mampu, tapi ada suatu kekuatan untuk ia terus berenang mengikuti sang ayah di depannya. Ada kekuatan yang membuat ia bekerja lebih keras sekalipun ia merasa tidak mampu.
Kekuatan itu, yang saya sadari, ialah kehadiran sang ayah.

1 Korintus 15:10
Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. 



Kemudian saya pun teringat akan doa saya beberapa hari yang lalu. .

Bapa, bawa aku untuk lebih menyadari keberadaan-Mu (kekuatan-Mu, kuasa-Mu, kehebatan-Mu) dibandingkan keberadaanku (kelemahanku, ketidakmampuanku, keterbatasanku).


Ah, ya...tentang perempuan kecil itu?
Tenang saja, ia tetap dan terus berenang. Sang ayah pun tentu tidak meninggalkannya. Mereka terus berenang sampai hilang dari jangkauan mata saya.^ ^


Monday, May 5, 2014

Renol Hasudungan

Sebelum ini, terakhir kali saya merasakan jatuh cinta sama seorang laki-laki itu waktu saya SMA. Laki-laki beruntung itu (hahaha) bernama Renol Hasudungan Habeahan, senior satu tahun di atas saya di SMA.
Kami kenal sejak saya kelas 3 SMP, waktu itu dia kelas 1 SMA. Kami tergabung dalam sebuah persekutuan tempat kami masih melayani bersama sekarang. Saat saya masuk SMA, saya masuk juga ke SMA yang sama dengannya, SMA Negeri 4 Bandung.
Nah di masa SMA itulah, benih cinta mulai berkembang (acieeehh). Saya juga ga bisa menggambarkan tepatnya bagaimana, tapi muncul begitu saja. Entahlah, dia pria yang luar biasa menurut saya waktu itu. Kami tergabung dalam sebuah kelompok PA (waktu itu masih heterogen), di mana saya satu-satunya perempuan bersama tiga laki-laki yang merupakan saudara PA saya, dan pembimbing PA kami. Setiap PA atau persekutuan, saya merasa terberkati ketika dia sharing. Setiap berbincang dengannya saya pun diberkati, tak jarang kami juga tertawa bersama. Moment-moment kecil itu mendukung perasaan saya untuk semakin mengasihinya.
Sampai ketika di suatu hari (masih SMA), saya berdoa kepada Tuhan. Saya menyerahkan perasaan saya kepada Bapa, karena saya tahu itu adalah pemberian-Nya. Saya kembalikan dan saya berkata pada-Nya untuk mengembalikan anugerah tersebut kepada orang terakhir saja dan di waktu yang tepat ketika saya sudah dewasa. Malam itu, saya yang masih bocah SMA menangis sambil menyerahkan hati saya sepenuhnya dalam kendali Tuhan.
Seiring berjalannya waktu, perasaan saya kepada Abang (si Renol Hasudungan) pun memudar. Saya ingat sekali, saat ulang tahunnya saya memberi kartu ucapan selamat dengan menggambar karikaturnya. Waktu saya menggambar dia, saya habiskan perasaan saya di sana, hahaha...


Kami tetap satu pelayanan, berpisah kelompok PA, pernah terpisah kota, komunikasi yang hilang dan terjalin lagi, sharing Firman Tuhan, bergaul bersama yang lain, dan sebagainya. Bertahun-tahun setelahnya, tujuh tahun...perasaan itu pun tidak kembali, tanpa saya halangi maupun tanpa saya usahakan untuk hidup lagi.
Ada yang menggoda saya kalau dia menyukai saya. Entahlah, saya tidak pernah menyadarinya. Ada juga yang menggoda saya kalau CLBK (cinta lama bersemi kembali) itu akan terjadi. Apapun perkataan orang tentang kami, saya cenderung cuek dan acuh tak acuh.
Di sisi lain, pintu hati saya pun tidak kunjung dibuka oleh Tuhan untuk jatuh cinta kepada pria sepanjang tujuh tahun itu. Saya memang pernah beberapa kali tertarik kepada pria lain, tapi selalu saja ada cara Tuhan untuk membuatnya terhenti dan tidak berkembang menjadi cinta.
Sampai akhirnya di awal tahun 2013 lalu, pembimbing PA saya menelepon dan bilang bahwa ada yang maju ke saya. Saya diminta mendoakan tanpa tahu namanya. Beberapa minggu kemudian, barulah saya tahu orangnya, karena Abang menyatakan perasaannya dan meminta jawaban saya.
Waktu itu saya masih perlu berdoa. Maka 3 bulan ditentukan untuk masa pendekatan dan berdoa. Serius, selama bertahun-tahun kami bergaul, kami tidak pernah membicarakan tentang cinta, padahal kami karib. Makanya, saya memang tidak tahu sama sekali kehidupan percintaannya, kalau dia pernah menyukai seorang cewek, begitu juga dia tidak banyak tahu tentang percintaan saya.
Sekitar awal Mei 2013, Abang menanyakan jawaban saya. Waktu itu, saya masih tidak bisa menjawab iya maupun tidak. Alasannya karena saya belum dapat keyakinan harus menjawab apa. Di sisi lain, Tuhan pun belum mengembalikan cinta itu di hati saya untuk dia.
Beberapa hari kemudian, Abang mendatangi saya lagi untuk meminta kepastian jawaban iya atau tidaknya. Menyebalkan memang, hahaha, tapi kemudian kesimpulan diambil bahwa jawabannya ‘tidak’. Saya waktu itu sebenarnya meragukan dia, keyakinan dan perasaannya tidak tersampaikan kepada saya.
Hmm, setelah itu tidak ada yang berubah dengan kami. Kami tetap berteman, berkomunikasi, melayani dalam satu pelayanan.
Sampailah di akhir tahun 2013 kemarin. Setelah beberapa pekan kami tidak berkomunikasi yang entah kenapa, kami pun kembali berkomunikasi. Nah, kali ini dalam beberapa perbincangan atau moment, saya diingatkan Tuhan akan doa yang pernah saya panjatkan mengenai teman hidup saya ada pada Abang.
Perlahan-lahan, saya menyadari bahwa saya mulai tertarik padanya. Lucunya, saat saya doa makan di rumah, hihihihihi... Waktu itu saya berdoa seperti biasanya, namun tanpa saya sadari sebuah kalimat terucap dalam doa saya, “...dan aku mengasihi Abang.”
Saya terkejut dengan doa saya sendiri. Namun bersamaan dengan itu, saya menyadari bahwa perasaan itu sudah berkembang, tidak sekedar tertarik. Saya bersyukur, pribadi yang pertama kali saya beritahu adalah Tuhan, hihihihi.
Dulu, saya beberapa kali bertanya-tanya, “Tuhan, aku kan minta perasaan itu dikembalikan ke orang yang terakhir. Pertanyaannya, apakah perasaan dulu atau keyakinan dulu yah yang muncul?” Apakah saya yakin dulu dia orangnya lalu kemudian jatuh cinta, ataukah saya jatuh cinta dulu untuk kemudian yakin bahwa dia orangnya?
Sekarang pertanyaan itu terjawab. Dalam kisah cinta yang Tuhan tuliskan untuk saya, perasaan dan keyakinan itu bersama-sama berlari ke arah saya, saling susul-menyusul, kemudian keduanya mendapatkan saya.
Ketika Abang bercerita bahwa ia menantang seisi keluarganya untuk lahir baru, ketika Abang datang ke rumah saya memberikan kado, ketika kami bersama-saya kutip salah satu kalimatnya-Tuhan ada di tengah-tengah kami, begitu indah.
Dan ketika Abang meminta waktu saya di tanggal 14 Februari 2014....
Saya sempat berpikir, bahwa Abang akan menyatakan lagi, namun kali ini tidak lewat pembimbing PA. Ternyata ada miskomunikasi, sehingga akhirnya tanggal 13 Februari malam saya tahu lewat pembimbing saya, bahwa Abang sudah maju lagi. Mengingat perkataan Abang yang meminta saya menyiapkan hati untuk pembicaraan serius membuat hati saya dag dig dug...
Keesokan paginya, salah seorang kepala bagian berkata bahwa beberapa di antara kami diajak makan-makan oleh direktur sepulang kerja, dan termasuk saya di antaranya. Maka perencanaan untuk pulang ke rumah dulu, menyiapkan hati dan diri, dijemput Abang, semua buyarrrrr, hahahaha.
Valentine itu saya sibuk sekali bekerja. Saya punya jadwal interview yang padat hari itu, jadi banyak di luar kantor sampai siang. Sekitar jam 10 pagi saya buru-buru ke kantor untuk mengambil sesuatu yang ketinggalan untuk interview pelamar. Saya terkejut saat di atas meja saya sudah ada bunga cantik dengan kartu dan cokelat. Hal pertama yang saya lakukan adalah melihat kartu, memastikan pengirim dan penerima hadiah Valentine tersebut yang sebenarnya.
Terkejutlah saya ketika melihat kartu tanpa nama si pengirim tersebut, karena saya tahu melalui tulisan tangannya yang saya kenal, bahwa semua itu dari Abang untuk saya. Dalam keadaan yang memang buru-buru, karena tidak ada orang-orang yang bisa menjawab pertanyaan saya mengenai bagaimana bunga-coklat-kartu itu bisa sampai ke meja saya, saya pun kembali disibukkan dengan interview dengan perasaan campur aduk, hahahah.
Siangnya saya pun mendapat kepastian dari telepon Abang bahwa memang dialah si pengirim tersebut tanpa mau menceritakan bagaimana bisa sampai dengan manisnya ke atas meja kerja saya.
Sore menjelang malam, setelah saya makan-makan bersama direktur dan rekan kerja, kami pun bertemu. Dengan memegang bunga pemberiannya, seragam kantor dan debu Gunung Kelud di sekitar saya, hmmm kami pun pergi bersama ke sebuah tempat makan es krim. Lucunya, di resto tersebut tidak ada pengunjung selain kami, hehe...
Singkat cerita, Abang menyatakan kembali perasaannya.
Tapi maaf, sekalipun saya punya perasaan, keyakinan saya tentang kami belum 100%. Saya pun meminta waktu lagi untuk berdoa selama 1,5 bulan sampai tanggal 2 April. Saya ingin memastikan apakah perasaan saya waktu itu muncul karena saya terbiasa bersama Abang ataukah perasaan itu adalah doa yang saya minta dulu (dikembalikan Tuhan pada orang yang terakhir di waktu yang tepat). Karena itu, saya meminta untuk kami tidak berkomunikasi sama sekali kecuali kalau berhubungan dengan pelayanan.
Tidak saya sangka, beberapa hari pertama cukup berat untuk dijalani karena saya merindukan Abang, hahaha. Tapi Puji Tuhan, saya kemudian bisa menjalani bersama-Nya.
Saya ingat di suatu hari Senin, beberapa minggu sebelum menjawab, saya disadarkan Tuhan untuk fokus pada Dia sekalipun saya mendoakan Abang. Waktu itu saya menangis dan berkata pada Tuhan, saya ingin bersukacita mendengar jawaban firman-Nya sekalipun Tuhan bilang Abang bukan teman hidup yang Tuhan tetapkan buat saya. Akhirnya selama seminggu setelah itu saya memutuskan untuk membiarkan hati saya dinetralkan kalau Tuhan mau, dengan cara tidak mendoakan Abang secara spesifik dan terutama tidak memikirkan dan membicarakan, juga tidak mencari tahu tentangnya.
Sampai kemudian hati dan pikiran saya sudah terbiasa tidak merenungkan tentang Abang, 2 April pun semakin dekat. Saya mulai panik karena keyakinan jawaban tak kunjung bulat.
Waktu itu saya mengikuti retreat profetik, sebelumnya saya sempat mengharapkan menemukan jawaban Tuhan di sana. Tapi akhirnya saya tepis harapan saya, karena tujuan saya ke tempat itu bukanlah jawaban, namun Tuhan sendiri.
Tapi Tuhan memang sediakan jawaban : )
Saat di retreat itu, ada seseorang yang berdoa bagi saya, “Percayalah kepada Tuhan. Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.”
Perkataan itu begitu merhema, memberi saya keyakinan lebih untuk menjawab kepada Abang.
Tapi saya tetap belum merasa puas dan yakin bulat, karena saya sudah terbiasa dan ingin terbiasa mendapatkan wahyu Tuhan, terutama untuk keputusan besar seperti ini.
Sampailah H-2 pagi, saat saya saat teduh saya dapatkan firman-Nya : )
Kolose 3:14-15
Pagi itu Roh Kudus bertanya pada saya, “Apakah kamu mengasihinya?”
Saya sempat terdiam karena beberapa minggu tidak merenungkan tentang Abang, saya jadi tidak tahu bagaimana perkembangan perasaan saya.
“Apakah kamu mengasihinya? Karena kasihlah yang dapat mengikat dan mempersatukan kalian dalam hubungan ini,” sekali lagi Roh Kudus bertanya.
Akhirnya, saya berkata dengan mantap bahwa saya mengasihi Abang. Damai sejahtera-Nya saat itu melingkupi hati saya sehingga saya bersukacita dan yakin bulat untuk jawaban saya.
Sampailah tanggal 2 April yang ditunggu-tunggu. Setelah persekutuan doa yang luar biasa, Rabu malam itu Abang meminta jawaban saya.
“The answer is yes...”
Banyak orang berkata ‘akhirnyaaa...’
Entahlah, malam itu justru saya berkata pada Tuhan bahwa ini awalnya. Awal yang indah karena melalui proses campur tangan Tuhan untuk memulainya.
Saya harap pun, sepanjang perjalanan ini, Tuhan terus terlibat dalam hubungan kami. Bukan hanya sebagai Penulis, melainkan juga sebagai pemeran utama kisah cinta kami.
Because God is love ^^
                                                           Bersambung...*


*)Cerita ini akan terus bersambung ke kisah demi kisah cinta berikutnya

Monday, March 31, 2014

31 March, 2014


Marry a man who loves Jesus. Who loves God before he even knows that you exist. A man who falls to his knees, with tears in his eyes and hands held high, without a care to the world watching him. A man who knows that God is the best foundation in your relationship. A relationship that brings you each other closer to Him.

The man who loves Jesus will respect you. He’ll pursue you and treasure you. He won’t pressure you or control you, but gently walk beside you and lead you. He will appreciate you as the gift and beauty you are, and remind you of it every day. He will worship with you. He’ll pray for you and pray with you. He will lead you with strong hands, stand up when you can’t, but remind you that only God can satisfy.

Reblogged from this.

Sunday, March 16, 2014

At The Cross

Oh Lord You've searched me
You know my way
Even when I fail You
I know You love me

Your holy presence
Surrounding me
In every season
I know You love me
I know You love me

At the cross I bow my knee
Where Your blood was shed for me
There's no greater love than this
You have overcome the grave
Your glory fills the highest place
What can separate me now

You go before me
You shield my way
Your hand upholds me
I know You love me

You tore the veil
You made a way
When You said that it is done

And when the earth fades
Falls from my eyes
And You stand before me
I know You love me
I know You love me

At The Cross-Hillsong

Saturday, March 15, 2014

Ia Berdiri di Pantai

Siang itu, Ia berdiri di pantai.

Sekilas kejadian yang terjadi sebelumnya, di mana salah seorang mantan penjala ikan ‘gagal’ mengerjakan panggilan barunya sebagai penjala manusia.
Ia hampir tenggelam karena ketidakpercayaannya, ia sembrono dalam berkata-kata, bahkan ia menyangkal Sang Guru!
Dan sepertinya ia menyerah. Ia kembali ke kehidupan lamanya: menjala ikan.

Tapi siang itu, Ia —Sang Guru— berdiri di pantai. Terjadi lagi, si penjala ikan disuruh Sang Guru untuk menebarkan jala dan mujizat terjadi. Entah, mungkin momen itu memang harus terulang untuk mengingatkan bahwa Sang Guru telah menetapkannya untuk menjala manusia dan panggilan itu tidak berubah.

Sang Guru pun memanggil namanya, bertanya, “Apakah engkau mengasihi Aku?”
Kegagalan, ketidaksetiaan dalam mengerjakan panggilan, keputusasaan.
Apalah semua itu, hanya masa lalu ketika Sang Guru meneguhkan kepercayaan-Nya, “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”
Hari itu, Ia mengulangi kalimat-Nya yang dahulu:
“Ikutlah Aku.”
Sebuah kesempatan, ketetapan, kepercayaan.


Malam tadi, saat saya berdoa, saya melihat sosok-Nya berdiri di pantai. Ia hampiri saya dan teguhkan panggilan serta kepercayaan-Nya.
Terima kasih, Yesus...

Just Remember

It was raining when he called my name and laughed.

Thursday, March 13, 2014

Padang Berumput Hijau

Pernah melihat pemandangan atau lukisan padang rumput luas berwarna hijau?
Saya tentu akan setuju dengan pendapat bahwa pemandangan tersebut indah, nyaman, menenangkan, dsb.
Tapi tepat seminggu yang lalu di malam hari, sesuatu terjadi. Tuhan menunjukkan pemandangan tersebut ketika saya berdoa. Saya sempat bertanya-tanya pada Tuhan, apa maksudnya.
Singkat cerita, saya pun menangis. Tuhan menyadarkan saya bahwa ada hal yang jauh lebih indah dibandingkan sekedar padang yang berumput hijau: domba-domba.
Tuhan memandangnya indah, ketika di padang rumput hijau tersebut ada domba-domba yang berbaring, makan rumput, minum air, ada di sana, di padang rumput bersama Gembala!


Berulang kali saya berusaha menerjemahkan maksud di atas, tapi berulang kali juga saya tekan ‘backspace’ untuk menghapus hasil ketikan saya.
Hmm, saya rasa gambaran di atas memang bisa menjadi berbagai macam makna sih, tergantung perenungan masing-masing pribadi, hehehe.
Jadi selamat merenungkan perumpamaan di atas dan jangan lupa ‘makan rumput’!

Tuesday, February 25, 2014

I Think I Think Too Much

It must be something that can't controlled by you nor situations.

It must be exist in every situation.

So, could it be ours?

. . .

Tuesday, February 18, 2014

Speechless

Secuplik pembicaraan di tengah makan siang tadi.

Teman 1 : “Eh tau gak, kalau orang lagi pengen makan yang asin-asin, itu artinya apa?”

Saya : “Kekurangan yodium.”

Teman 1 : “Iya, tapi bukan itu. Kalau lagi pengen yang asin-asin yah itu artinya lagi stress..”

Saya : “Terus Ci, kalau lagi ga napsu makan, itu artinya apa??” (nyengir)

Teman 2 : “Itu artinya kamu butuh cowoook! Biar ada yang temenin makan, sekalian dibayarin juga! Hahahahaha!”

Sunday, February 16, 2014

Kaulah Segalanya

Inilah Tuhan kerinduanku
Bersujud dalam tempat kudus-Mu
S’karang ku menyembah-Mu di dalam roh dan kebenaran
Inilah pujian dan penyembahan hanya bagi-Mu Tuhan

Kaulah segalanya di dalam hidupku
S’karang kuberikan s’luruh cintaku hanya bagi-Mu
Hanya Kau, Yesusku, menara dalam hidupku
Di hatiku, Kaulah segalanya