Namanya Soetomo. Orang selalu memanggilnya Pak Tomo..
Saya ga ingat bagaimana kami berkenalan, tapi sepertinya penerimaan beliau lah yang terasa lebih istimewa dibandingkan yang lain, sehingga saya mengagumi beliau.
Beliau bukan atasan langsung saya, tapi saya lebih sering menerima instruksi, membicarakan pekerjaan, bahkan ngobrol dengan beliau.
Hampir setiap hari saya menemuinya..
Hampir setiap hari kami mengobrol banyak hal, belajar banyak hal dan mengerjakan banyak hal..
Sampai…
Saya tahu, tidak akan lama lagi beliau di sini dan saya takut kehilangan beliau.
Jujur, saya tipe orang yang harus diinstruksi detail dan jelas. Beliau lah yang memperlakukan saya demikian, sehingga saya lebih dekat dengan beliau dibanding dengan atasan langsung saya.
Waktu saya melihat berkas-berkas lama HRD, beberapa orang menuliskan Pak Tomo sebagai orang yang mereka kagumi, membuat saya semakin mantap lagi mengagumi sosoknya.
Ketika rekan-rekan kerja saya berkata, “Di sini memang Pak Tomo deh yang paling baik. Makanya kalau Pak Tomo nanti gak ada—”
Aaaakkk! Saya tak sanggup membayangkannya, itulah perasaan saya waktu itu.
Maka, setiap melihat beliau datang atau lewat atau bahkan hanya melihat mobil birunya saja, kadang hati saya sedih mengandaikan kalau beliau sudah keluar nanti alias pensiun…
(ya, ya, ya, postingan blog terakhir saya memang tentang beliau..)
Dan tibalah saya di dating bersama Bapa Surgawi dua hari yang lalu, tepatnya Jumat sore.
Hati saya hari itu ga karuan. Sediiih sekali……
JENG, JENG, JEGER..
Menangislah saya karena saya tahu saat itu Roh Kudus memang berduka dan Bapa rindu memulihkan saya. Saya terus menangis sampai kemudian dengan lembut Ia berkata,
“Kamu harus melepaskannya agar kamu dapat mengandalkan-Ku sepenuhnya…”
Bapa emang Terang Sejati, tahu seluk-beluk hati saya yang bahkan tidak benar-benar saya sadari.
Ya, selama ini ternyata saya sudah bergantung sama Pak Tomo, dan upss..ternyata melebihi batas yang seharusnya.
Saya jadi lebih mengandalkan manusia daripada mengandalkan Tuhan.
Puncaknya ya dua hari lalu. Saya cari-cari alasan ketemu Pak Tomo, mengerjakan semuanya biar Pak Tomo seneng, berharap sangat tinggi agar Pak Tomo jangan pensiun dulu.
Puncaknya, Roh Kudus berduka…
^___________^ Puji Tuhan, Bapa baik tiada tara, tidak membiarkan saya begitu saja. Dia berfirman dengan lembut, memulihkan hati saya.
Saya sempat menangis mengakui pada Bapa bahwa saya ga mau kehilangan Pak Tomo sebagai rekan kerja saya. Saya meminta ampun, mengakui bahwa apa yang Ia katakan tentang hati saya absolutely benar. Dan saya terima pengampuan serta pemulihan yang berasal daripada-Nya; tentu saja saya pun berkata,
“Tuhan, saya rela kalau Kau berkehendak untuk Pak Tomo keluar, kehendak-Mu jadilah, saya ga akan terlalu bergantung lagi sama Pak Tomo, tapi sama Bapa. Saya kerja untuk melayani-Mu.”
Lalu saya pun berdoa supaya Tuhan memberkati Pak Tomo.
Leganya bukan main! >_________<
Hati saya dipenuhi damai sejahtera Tuhan, seolah baru bebas dari sesuatu.. Bersyukur banget deh pokoknya..
Dan dating sore itu pun terus berlanjut semakin manis…..
Makasih Bapaaa!!
Um’ma
No comments:
Post a Comment