Monday, March 31, 2014

31 March, 2014


Marry a man who loves Jesus. Who loves God before he even knows that you exist. A man who falls to his knees, with tears in his eyes and hands held high, without a care to the world watching him. A man who knows that God is the best foundation in your relationship. A relationship that brings you each other closer to Him.

The man who loves Jesus will respect you. He’ll pursue you and treasure you. He won’t pressure you or control you, but gently walk beside you and lead you. He will appreciate you as the gift and beauty you are, and remind you of it every day. He will worship with you. He’ll pray for you and pray with you. He will lead you with strong hands, stand up when you can’t, but remind you that only God can satisfy.

Reblogged from this.

Sunday, March 16, 2014

At The Cross

Oh Lord You've searched me
You know my way
Even when I fail You
I know You love me

Your holy presence
Surrounding me
In every season
I know You love me
I know You love me

At the cross I bow my knee
Where Your blood was shed for me
There's no greater love than this
You have overcome the grave
Your glory fills the highest place
What can separate me now

You go before me
You shield my way
Your hand upholds me
I know You love me

You tore the veil
You made a way
When You said that it is done

And when the earth fades
Falls from my eyes
And You stand before me
I know You love me
I know You love me

At The Cross-Hillsong

Saturday, March 15, 2014

Ia Berdiri di Pantai

Siang itu, Ia berdiri di pantai.

Sekilas kejadian yang terjadi sebelumnya, di mana salah seorang mantan penjala ikan ‘gagal’ mengerjakan panggilan barunya sebagai penjala manusia.
Ia hampir tenggelam karena ketidakpercayaannya, ia sembrono dalam berkata-kata, bahkan ia menyangkal Sang Guru!
Dan sepertinya ia menyerah. Ia kembali ke kehidupan lamanya: menjala ikan.

Tapi siang itu, Ia —Sang Guru— berdiri di pantai. Terjadi lagi, si penjala ikan disuruh Sang Guru untuk menebarkan jala dan mujizat terjadi. Entah, mungkin momen itu memang harus terulang untuk mengingatkan bahwa Sang Guru telah menetapkannya untuk menjala manusia dan panggilan itu tidak berubah.

Sang Guru pun memanggil namanya, bertanya, “Apakah engkau mengasihi Aku?”
Kegagalan, ketidaksetiaan dalam mengerjakan panggilan, keputusasaan.
Apalah semua itu, hanya masa lalu ketika Sang Guru meneguhkan kepercayaan-Nya, “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”
Hari itu, Ia mengulangi kalimat-Nya yang dahulu:
“Ikutlah Aku.”
Sebuah kesempatan, ketetapan, kepercayaan.


Malam tadi, saat saya berdoa, saya melihat sosok-Nya berdiri di pantai. Ia hampiri saya dan teguhkan panggilan serta kepercayaan-Nya.
Terima kasih, Yesus...

Just Remember

It was raining when he called my name and laughed.

Thursday, March 13, 2014

Padang Berumput Hijau

Pernah melihat pemandangan atau lukisan padang rumput luas berwarna hijau?
Saya tentu akan setuju dengan pendapat bahwa pemandangan tersebut indah, nyaman, menenangkan, dsb.
Tapi tepat seminggu yang lalu di malam hari, sesuatu terjadi. Tuhan menunjukkan pemandangan tersebut ketika saya berdoa. Saya sempat bertanya-tanya pada Tuhan, apa maksudnya.
Singkat cerita, saya pun menangis. Tuhan menyadarkan saya bahwa ada hal yang jauh lebih indah dibandingkan sekedar padang yang berumput hijau: domba-domba.
Tuhan memandangnya indah, ketika di padang rumput hijau tersebut ada domba-domba yang berbaring, makan rumput, minum air, ada di sana, di padang rumput bersama Gembala!


Berulang kali saya berusaha menerjemahkan maksud di atas, tapi berulang kali juga saya tekan ‘backspace’ untuk menghapus hasil ketikan saya.
Hmm, saya rasa gambaran di atas memang bisa menjadi berbagai macam makna sih, tergantung perenungan masing-masing pribadi, hehehe.
Jadi selamat merenungkan perumpamaan di atas dan jangan lupa ‘makan rumput’!