Wednesday, September 28, 2011

Untuk Kamu


Maafkan aku
Untuk sakit yang kamu alami
Untuk luka—jika ada— kalau aku yang menyebabkannya
Maaf, karena aku tidak memberi kesempatan untuk diriku mengenal kamu
Ya, aku tidak mengenalmu
Maaf, karena aku tidak benar-benar melihat kamu
Entahlah, pikiran untuk itu tidak pernah muncul

Kamu tahu, jauh di lubuk hatiku aku selalu mencoba
Mencoba untuk tidak menyakitimu
Berusaha agar kamu tidak menanggung konsekuensi yang tidak seharusnya kamu tanggung
Terserah orang berkata apa, tapi aku ingin menghormatimu
Apa yang kamu ucapkan dan akui, aku menghargainya

Sampai saat ini kamu memang tidak khusus bagiku
Tapi, aku mengasihimu
Ah, bukan
Lebih dari itu, sekali lagi—aku menghormatimu, menghargaimu, membelamu
Semua amarah yang pernah kamu lukiskan sudah tidak berarti
Percayalah, aku tidak menyimpannya
Juga untuk apapun yang telah terjadi, yaah..mari kita tidak mengingatnya lagi

Hai kamu, terima kasih ya
Untuk apapun yang kamu pikirkan dan rasakan tentang aku
Untuk semua yang pernah kamu berikan
Untuk setiap hal yang kamu coba tunjukkan padaku
Terima kasih...

Selamat membuka lembaran baru
Kalau kamu mau menjadi lebih baik, terjadilah
Dan tunggulah yang terbaik itu akan datang bagimu
Doaku, untuk kamu
Untuk saudaraku, yang kuhormati...

Tuesday, September 27, 2011

Gadis Cacat


Alkisah ada seorang gadis yang sedang merasa tertekan. Setelah sekian tahun lamanya, ia baru menyadari sesuatu. Ada yang salah dengan dirinya, ia baru tahu. Tubuhnya kerdil, tidak seperti gadis sebayanya. Kulitnya penuh cacat, ia sendiri jijik.
Dia berlari, merasa tak ada satu pun yang boleh mendekatinya. Ia masuk ke sebuah gua, telanjang kaki, meringkuk di kegelapan sana. Ia tidak dapat lagi merasakan kakinya yang berdiri di atas batu-batu keras itu. Bersembunyi dalam gua, tak berani keluar.
Di depan gua itu saat ia mengintip, ada sepasang kaki di luar sana. Ia kenal siapa yang sedang menunggu di depan gua itu. Ia tahu, ia sedang ditunggu.
Ayahnya, mengajaknya pulang. Mengulurkan tangan, menunggu gadis itu keluar dari gua tersebut. Tapi gadis itu takut, ia tak mau keluar, ia cacat, ia menjijikkan. Ayah pasti membuang muka kalau melihat rupanya.
Oh, apakah ayahnya memang sudah mengetahui hal ini dari dulu? Bagaimana mungkin ayah tidak sadar kan? Lalu kenapa ayah memperlakukannya seolah ia tidak cacat?
Dari kegelapan sini, ia masih melihat tangan ayahnya yang penuh penerimaan terulur, dan mata yang lembut itu terus menatapnya, mengajaknya pulang.


Ada saat hidupku berjalan dalam lembah
sampai keadaanku tak berdaya
Pikiran manusiaku, ‘Dapatkah ku bertahan?’
Namun kekuatan ada saat Kau berkata,
“Jangan pernah kau ragukan kasih dan pengorbanan-Ku
Tangan-Ku terbuka untukmu, datanglah mendekat pada-Ku
Jangan pernah kau menyerah kar’na Aku bersamamu
Aku tetap sama dulu, s’karang, sampai s’lamanya,
Penyelamatmu...”
-Aku bersamamu, Sari Simorangkir-

Monday, September 19, 2011

Sweet Experience

Hari ini first time gue ke rumah dosen pembimbing. Gue mau ngasih revisi skripsi gue. Biasanya memang gue nitip temen atau ketemu langsung di kampus. Tapi kali ini gue musti antar draft itu sendirian. Mulai siang hari gue berangkat, meminta pada Tuhan untuk menunda hujan karena langit begitu gelap waktu gue berangkat. Gue ga mau amplop dan draft revisi skripsi yang gue bawa kebasahan.
Ya, hari ini gue ke sekolah tempat gue akan meneliti membawa surat ijin penelitian. Setelah itu gue ke rumah dosen pembimbing gue, menempuh perjalanan cukup jauh. Dengan backsound lagu “Ku Tak Akan Menyerah (Ronnie Sianturi)” melalui MP4 gue menempuh perjalanan menuju rumah dosen.
Berhentilah gue di daerah Buah Batu. Gue cuma ingat alamat rumah dosen pembimbing gue tapi gue ga tahu itu letaknya di mana. Mulailah gue mencari, bertanya pada beberapa orang dan setiap mereka selalu menjawab bahwa tempat tujuan gue sangat jauh padahal gue jalan kaki. Dengan semangat gue terus berjalan sampai akhirnya gue menemukan rumah sang dosen. Perjalanan yang begitu jauh, keringat yang cukup bercucuran, semua tergantikan. Dalam perjalanan kembali, entah kenapa angin sejuk seolah menyambut perjuangan gue menghibur setiap kelelahan.
Tepat ketika gue berjalan menuju jalan raya kembali, ada SMS masuk dari temen KKN gue, si Aldo.
wah,br ngeuh gw da sms lo..ok met sore dg pngalaman hr ne..hahaha
15:20
aLdo_ganTenK

Saat itu gue jadi teringat kalau subuh tadi gue sempat meng-SMS beberapa teman kampus gue juga teman-teman KKN.
Pengalaman adalah guru yang kejam:
pertama-tama dia memberi ujian
baru pelajarannya.
:D
Have a sweet experience !
Good morning everybody

Hehehe, gue mengalami SMS gue itu hari ini. Mengalami perjalanan yang waaaw jauhnya dan ketika pulang lagi, gue menemukan bahwa sebenarnya jalan yang gue tempuh itu deket banget, tapi karena berputar aja belum tahu arah. Setidaknya gue belajar untuk lain kali ke rumah dosen pembimbing gue tanpa jalan kaki nun jauh, hehe. Pengalaman manis itu, sweet experience itu, gue alami sepanjang hari ini. Bersyukur banget pada Tuhan yang menyertai perjalanan gue, melindungi gue dari hujan. Gue sama sekali ga kehujanan bahkan sesampainya gue di rumah. Gue hanya melewati jalan-jalan yang baru kehujanan, tapi hujan itu tidak datang saat gue melaluinya.
Belum pun gue makan dari pagi, dari rumah dosen gue lanjut janjian ketemu Mike karena dia minta tolong ditemenin ke beberapa tempat. Berakhir malam hari gue sampai di rumah. Tapi setidaknya ada berkah, gue juga terbantu karena dia pun nganterin gue untuk mengurus sesuatu dan tentu termasuk makan.
Sampai rumah badan gue sudah lelah. Baru duduk di sofa, Uda (paman red.) gue datang minta ditemenin ke supermarket. Gue pun mengiyakan, diakhiri tawa sampai rumah.
Yaah, badan ini lelah rasanya. Seharian jalan kaki begitu jauhnya, naik motor ke beberapa tempat. Tapi senyum tetap terlukis di wajah gue. Dosen pembimbing gue menyediakan waktunya untuk gue bimbingan besok di kampus. Semangat gue pun belum pudar malam ini karena gue berencana untuk mengerjakan skripsi kembali hari ini.
Thanks Lord, for the sweet experience^^

Monday, September 12, 2011

Melody in My Heart

Kucari wajahMu temukan kasihMu
Kau bukan Tuhan yang jauh dariku
Kupanggil namaMu, kudengar jawabMu
Kau Tuhan yang slalu dengar seruan hatiku

Sungguh indah Kau Tuhan
Penuh kasih dan sayang
Kau tempat penghiburan
Bagi setiap hari yang terluka
Sungguh indah Kau Tuhan
Menara perlindungan
Kau sumber kekuatan
Bagi semua orang yang membutuhkan


Sungguh Indah Kau Tuhan-Viona Paays