Friday, July 26, 2013

Tak Pernah Terlambat

Sore tadi, sepulang dari kantor dalam perjalanan saya menuju rumah, saya melewati rumah saudara saya dan menyapanya sambil lalu. Kemudian saya merenungkan usaha saudara saya yang kini sedang berkembang dengan sangat baik.
Dulu, beliau sempat curhat sama saya, bahwa ia sudah mencoba berbagai usaha namun terasa tidak ada jalan terang. Mereka hampir putus asa dan kehilangan akal.
Namun ajaib―di sini saya memuji karya Tuhan, usahanya kini meningkat dan saya perhatikan semakin baik : )
Masih dalam perjalanan, saya berpapasan dengan seorang ibu yang saya kenal. Kami saling menyapa dan ngobrol-ngobrol sedikit.
Saya : “…oh anaknya dua…”
Ibu : “Iya, takut banyak-banyak anak, entar ga ada buat biayainnya.”
Saya : “Pasti ada (tersenyum).”
Pasti ada. Itu jawab saya.
Dari apa yang saya alami, rasakan, kenal dan lihat juga dari pengalaman saudara saya tadi, semua membuktikan bahwa Tuhan mengangkat kita di saat kita membutuhkannya dan tidak pernah terlambat.
Hmm, mungkin rasanya seperti jatuh dari ketinggian, syuuuuuuuung~ (pasrah…)
Hap! Tepat jatuh dalam genggaman tangan-Nya, tanpa cacat sedikit pun, lalu Tuhan tempatkan kita di gunung batu yang lebih tinggi dan membuat kaki kita lebih mantap berpijak.

Sesampainya saya di rumah, saya teringat kejadian pagi tadi, ketika salah seorang staf baru menelepon saya meminta ijin tidak masuk kerja hari ini karena ayahnya meninggal saat subuh.
Haru mendengar cerita tentangnya. Ia lulusan SMA dan secara ekonomi kurang mampu sehingga ingin langsung bekerja untuk menggantikan kakak perempuannya (yang sudah menikah) menjadi tulang punggung keluarga. Ayahnya yang sudah lama sakit-sakitan dan tidak bekerja merasa sangat bahagia ketika mengetahui ia sudah bekerja. Ya, ayahnya sudah dapat pergi dengan tenang.
“Ga tahu gimana caranya, Tuhan begitu pas yah,” komentar teman saya.
Ya, saya setuju.
Entah namanya penantian panjang ataupun kejadian yang tiba-tiba, tapi sekali lagi, dalam semuanya itu Tuhan tidak pernah terlambat atau terlalu cepat, sehingga entah suka maupun duka, setiap musim yang kita lalui bersama-Nya itu pasti indah.
Ya, karena dalam rencana-Nya bagi hidup kita bukan sekedar pada waktunya, tapi indah pada waktunya.
Manis segala perbuatan-Mu, ya Allah : )


“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.”
Pengkotbah 3:11

Thursday, July 18, 2013

A Song in My Heart

All that I am is Yours
All that I have is Yours
I give You my heart and soul
Lord, I'm Yours

Lord, every day is Yours
Lord, every breath is Yours
I'm giving my life to You
Lord, I'm Yours

You alone are worthy of all praise
You alone are worthy of all praise

I surrender all to You
I surrender all to You
I am nothing without You
Jesus Christ, take my life
It's all for You

You're worthy of all praise
You're worthy of all praise, Jesus

I lay it all down
I lay it all down
I lay it all down at Your feet

Surrender-Planetshakers


And I lay 'it' all down at Your feet, Father....

Wednesday, July 17, 2013

July 17, 2013

Tidak perlu kembang api untuk menghiasi langit malam ini…
Bintang-bintang juga bulan di sana sudah membuat langit malam ini terlalu indah bagiku.
Oh Tuhan Maha Pencipta, Kau ajaib!

*besok pasti cerah :D


Sunday, July 14, 2013

Gombal (part 2)

“Nel, ke Dufan yuuukkk!!!”
Saya masih ingat ajakan teman kantor saya di akhir bulan Juni lalu, bagaimana antusiasnya mengajak saya dan antusias saya ingin mengatakan ‘ya’.
Bagaimana tidak, bersama teman-teman kantor lainnya, ke Dufan naik bis, bermain sepuasnya di hari libur dan setengah harga pula!
Hari libur, hari Minggu. Itulah jawaban dari pertanyaan saya padanya.
“Lihat jadwal pelayanan dulu ya, Ci…” jawab saya akhirnya dengan menyesal.
Setelah ditagih jawaban, dua hari kemudian saya akhirnya dapat menjawab dengan lega bahwa saya bisa ikut karena di tanggal tersebut saya tidak dijadwalkan pelayanan.
“Yeeeeeeee!!!” sorak kami.
Kemudian, dengan santai saya bertanya jadwal keberangkatan dan kepulangan kembali sampai Bandung.
“Jam 7 pagi berangkat. Sampai Bandung lagi jam 10 malam.”
Glek… Teman saya menenangkan, pasti ada banyak motor yang dapat mengantar saya selamat sampai ke rumah.

Hahaha, saya masih terkesan dengan pekerjaan Roh Kudus keesokan harinya.
Malam itu, saya berdoa di sebuah perkumpulan doa. Kami menyembah dan memuji Tuhan.
Saya mengagungkan Dia sampai kemudian Ia menerangi hati saya.
Ia tidak berkata apa-apa, tapi karena Ia tinggal dalam hati saya, tanpa berkata pun saya merasakan Ia berduka karena saya telah membuat Tuhan cemburu.
Saya lebih memilih bersenang-senang bersama teman-teman saya yang mereka istilahkan “Kapan lagiiii???” dibandingkan bersenang-senang dengan-Nya di ibadah hari Minggu.
Waaah, malu banget sama kegombalan yang saya sudah lakukan pada-Nya. Berkata, “Aku mengasihi-Mu, Kaulah yang terutama,”—tapi yang saya perbuat justru membuat-Nya cemburu.
Tanpa pikir panjang dan membiarkan-Nya berduka lebih lama lagi, saya berkomitmen malam itu, akan menarik perkataan saya terhadap ajakan ke Dufan kalau memang hari itu saya tidak bisa beribadah.

Keesokan harinya, sambil tersenyum lebar teman saya bertanya, “Ke Dufan jadi kan, jadi kaaan?”
Saya pun menggelengkan kepala, menceritakan alasan saya dan menarik perkataan saya di hari sebelumnya. Menolak satu orang sih masih tahan, tapi kemudian sejak hari itu beberapa teman yang lain pun mendesak saya ikut. Apa boleh dikata, seperti yang saya ungkapkan pada teman saya, saya tidak bisa membohongi hati nurani saya, saya tidak bisa mengabaikan-Nya. Sekalipun teman saya bilang bahwa ibadah itu setiap hari, bahwa persekutuan tengah minggu atau di hari lain pun merupakan ibadah juga, bahwa kesempatan bersama teman-teman ini belum tentu akan datang lagi—tapi yang saya tahu, Dia cemburu kalau saya menuruti ajakan mereka.
Dan saya ga mau gombal lagi, setidaknya karena Ia menyadarkan saya. Saya ga mau membiarkan hati nurani ini kandas.

Well, di sinilah saya: menulis. Sepertinya pagi ini teman-teman saya sedang bersiap dengan semangat menuju perjalanan menyenangkan mereka ke Dufan.
Selamat bersenang-senang semua, kembalilah ke Bandung dengan penuh berkat : )
Dan saya pun percaya, ada berkat luar biasa yang akan Dia berikan pada saya hari ini : D

Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain…
Mazmur 84:11