Sunday, March 31, 2013

Grow Up!


Beberapa hari ini saya melayani konseling orang-orang yang mengeluhkan atasannya.
“Saya ga mungkin maju kalau punya atasan seperti itu.”
“Usul saya, coba tukar pimpinan tiap regu, pasti regu saya jadi lebih baik.”
“Atasan saya menganaktirikan dan memandang sebelah mata sama saya, jadi apapun yang saya kerjakan ya percuma.”
“Buat apa saya semangat kerja, toh atasan saya selalu memandang apapun yang saya lakukan itu tidak baik.”

Lingkungan memang salah satu faktor yang mendukung kita untuk maju, mendorong kita menjadi lebih baik, memotivasi kita, dsb.
Namun menurut saya, motivasi paling besar itu dari dalam diri kita sendiri. Alasannya karena lingkungan akan selalu berubah dan tidak akan pernah sempurna seperti yang kita harapkan.
Yang namanya lingkungan sempurna seperti harapan itu justru bisa menjadi zona nyaman kita. Saya pikir, justru kita harus berhati-hati terhadap lingkungan seperti itu karena bisa mengurung kita dalam waktu yang sangat lama, tidak maju, tidak melangkah ke mana-mana.
Lingkungan yang baik menurut saya adalah ketika dalam lingkungan itu kita bisa belajar dan bertumbuh. Lingkungan yang seperti apa? Ya salah satunya atasan yang tidak seperti kita harapkan. Mereka mengajarkan kita untuk bersabar, mereka membuat kita bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik, menantang kita untuk menghasilkan kualitas kerja yang maksimal dalam situasi apapun.
Menuntut terus lingkungan menjadi seperti yang kita inginkan saya rasa sangat manja. Tentu saja, sekalipun lingkungan berubah, kalau memang dalam dirinya yang ga mau berubah, ya kualitas hasil kerjanya begitu-begitu saja.

Saya mengatakan ini bukan membela atasan-atasan yang ‘kurang baik’, bukan juga mengharapkan dipimpin oleh orang-orang seperti itu. Tapi, kalau lah Tuhan menempatkan kita pada suatu lingkungan, saya belajar percaya bahwa itu adalah tanah yang Dia pandang paling baik untuk kita bertumbuh di sana.
Jadi daripada terus mengeluh, mengapa tidak ambil kesempatan untuk menaklukkan keadaan, membiarkan Tuhan mengasah kita dan membuktikan seperti apa kualitas kita? : )

Oh ya, terutama kalau yang di dalam kita adalah Tuhan Yang Maha Besar : )
Motivasi dari dalam—motivasi dari Tuhan, tentu itulah yang membuat saya tidak pernah menyerah sampai saat ini. Tuhan tidak pernah mengajarkan saya untuk sekedar bertahan, tapi MAJU dan bertumbuh. Segala pujian syukur hanya bagi nama-Nya!

C’mon grow up with God, guys!

Sunday, March 24, 2013

Special Date


Namanya Soetomo. Orang selalu memanggilnya Pak Tomo..
Saya ga ingat bagaimana kami berkenalan, tapi sepertinya penerimaan beliau lah yang terasa lebih istimewa dibandingkan yang lain, sehingga saya mengagumi beliau.
Beliau bukan atasan langsung saya, tapi saya lebih sering menerima instruksi, membicarakan pekerjaan, bahkan ngobrol dengan beliau.
Hampir setiap hari saya menemuinya..
Hampir setiap hari kami mengobrol banyak hal, belajar banyak hal dan mengerjakan banyak hal..
Sampai…
Saya tahu, tidak akan lama lagi beliau di sini dan saya takut kehilangan beliau.
Jujur, saya tipe orang yang harus diinstruksi detail dan jelas. Beliau lah yang memperlakukan saya demikian, sehingga saya lebih dekat dengan beliau dibanding dengan atasan langsung saya.
Waktu saya melihat berkas-berkas lama HRD, beberapa orang menuliskan Pak Tomo sebagai orang yang mereka kagumi, membuat saya semakin mantap lagi mengagumi sosoknya.
Ketika rekan-rekan kerja saya berkata, “Di sini memang Pak Tomo deh yang paling baik. Makanya kalau Pak Tomo nanti gak ada—”
Aaaakkk! Saya tak sanggup membayangkannya, itulah perasaan saya waktu itu.
Maka, setiap melihat beliau datang atau lewat atau bahkan hanya melihat mobil birunya saja, kadang hati saya sedih mengandaikan kalau beliau sudah keluar nanti alias pensiun…
(ya, ya, ya, postingan blog terakhir saya memang tentang beliau..)

Dan tibalah saya di dating bersama Bapa Surgawi dua hari yang lalu, tepatnya Jumat sore.
Hati saya hari itu ga karuan. Sediiih sekali……
JENG, JENG, JEGER..
Menangislah saya karena saya tahu saat itu Roh Kudus memang berduka dan Bapa rindu memulihkan saya. Saya terus menangis sampai kemudian dengan lembut Ia berkata,
“Kamu harus melepaskannya agar kamu dapat mengandalkan-Ku sepenuhnya…”

Bapa emang Terang Sejati, tahu seluk-beluk hati saya yang bahkan tidak benar-benar saya sadari.
Ya, selama ini ternyata saya sudah bergantung sama Pak Tomo, dan upss..ternyata melebihi batas yang seharusnya.
Saya jadi lebih mengandalkan manusia daripada mengandalkan Tuhan.
Puncaknya ya dua hari lalu. Saya cari-cari alasan ketemu Pak Tomo, mengerjakan semuanya biar Pak Tomo seneng, berharap sangat tinggi agar Pak Tomo jangan pensiun dulu.
Puncaknya, Roh Kudus berduka…

^___________^ Puji Tuhan, Bapa baik tiada tara, tidak membiarkan saya begitu saja. Dia berfirman dengan lembut, memulihkan hati saya.
Saya sempat menangis mengakui pada Bapa bahwa saya ga mau kehilangan Pak Tomo sebagai rekan kerja saya. Saya meminta ampun, mengakui bahwa apa yang Ia katakan tentang hati saya absolutely benar. Dan saya terima pengampuan serta pemulihan yang berasal daripada-Nya; tentu saja saya pun berkata,
“Tuhan, saya rela kalau Kau berkehendak untuk Pak Tomo keluar, kehendak-Mu jadilah, saya ga akan terlalu bergantung lagi sama Pak Tomo, tapi sama Bapa. Saya kerja untuk melayani-Mu.”
Lalu saya pun berdoa supaya Tuhan memberkati Pak Tomo.

Leganya bukan main! >_________<
Hati saya dipenuhi damai sejahtera Tuhan, seolah baru bebas dari sesuatu.. Bersyukur banget deh pokoknya..
Dan dating sore itu pun terus berlanjut semakin manis…..
Makasih Bapaaa!!
Um’ma

Wednesday, March 13, 2013

March 13, 2013

"Sudah lama ga ketemu Nelly..."
"Baru juga berapa hari..."

Perasaan apa ini...
belum berpisah, sudah rindu

Ya, memang yang kulakukan justru menjaga jarak,
supaya aku tak merasa rapuh saat berpisah dengannya

Ya, sebenarnya saat dia di hadapanku,
aku menyibukkan diri

Ya, sebenarnya aku memperhatikan mobilnya,
memikirkan jika aku tidak bertemu lagi dengan si pemilik

Ya, diam-diam aku memperhatikannya,
bahkan mencari-cari

Dan ya...sebenarnya aku berdoa,
kalau-kalau Tuhan berkehendak agar kami tidak berpisah secepat ini

Bagaimanalah kalau dia sudah tak di sini?! :"(

Friday, March 8, 2013

March 08, 2013

Aku mengasihi Engkau, Yesus, dengan segenap hatiku..
Aku mengasihi Engkau, Yesus, dengan segenap jiwaku..

Semalam, di tengah 'kencan' saya bersama Tuhan, saya menyanyikan lagu ini sembari memastikan hati saya, apakah saya memang sedang mengasihi-Nya.

Tau tidak? : )
Saat saya berusaha terus menyanyikan lagu ini, yang Dia ingatkan justru kasih-Nya buat saya.
Dia tidak mengingatkan saya akan ketidaksetiaan saya pada-Nya, tidak menuntut saya.
Saat saya bernyanyi, Ia mengingatkan saya bahwa Ia mengasihi saya sedemikian rupa, sehingga Ia mau mati buat saya, menderita dan tersalib untuk saya.
Semalam saya menangis haru mengingat karya kasih-Nya yang terindah..membuat saya semakin mengasihi-Nya.
Tuhan, justru ketika aku ingin mencoba mengasihi-Mu, Engkau mengingatkanku bahwa Engkau yang terlebih dahulu mengasihi aku. Segalanya Kau berikan dan sudah Kau buktikan.


Kemudian saya menyanyikan lagi lagu ini;
dan hati saya dipenuhi cinta : )