Friday, November 30, 2012

Rancangan yang Tak Pernah Gagal

Pernah punya suatu rencana yang gagal?
Hmm, pasti sedikitnya ada rasa kecewa yang timbul di hati ya..

Kali ini saya ingin menghibur para hati yang sedang atau pernah kecewa karena rencananya gagal.

Beberapa hari yang lalu saya bersama atasan saya (JS) mewawancarai dua orang lulusan fakultas psikologi. Mereka ini adalah calon recruitment staff yang melamar di tempat saya bekerja.
Ada sebuah perbincangan yang menarik dengan salah seorang dari merekasebut saja P (pelamar)yang membuat saya terpana. Begini kira-kira secuplik perbincangan tersebut.
JS : “ Waktu melamar sebelum ini, kamu pernah dipanggil sampai sejauh mana?”
P : “Sempet keterima di Bank ‘X’, Pak..”
JS : “Wah, itu kan bagus, kenapa ga kamu ambil?”
P : “Soalnya bersamaan dengan itu, saya dipanggil juga di PT ‘SA’, Pak. Sempat bingung mau pilih yang mana, soalnya dua-duanya berhubungan dengan latar belakang pendidikan saya (psikologi). Di Bank ‘X’ jadi Staf HRD, di PT ‘SA’ jadi MT. Tapi akhirnya saya pilih yang di PT ‘SA’ karena saya lebih suka tentang training dan udah belajar juga.”
JS : “WAh, itu bagus juga! Terus, kamu akhirnya ga masuk ‘SA’ kenapa?”
P : “Ternyata ada salah satu syaratnya yang saya ga bisa ikuti, Pak. bla..bla…bla…”

Saya pun terpana.
Teringat kepada salah seorang teman saya yang baru beberapa bulan lalu masuk ke PT ‘SA’ sebagai MT.
Is it amazing? Bagi saya, ya.
Dari latar belakangnya, P adalah orang yang sangat pintar, selalu sekolah di sekolah yang ternama dan punya kemampuan serta pengalaman juga untuk bekerja di bagian MT. Tapi, saya melihat rencana Tuhan yang tidak bisa digagalkan untuk teman saya.
P langsung menolak karena salah satu syarat yang diajukan PT ‘SA’. Cuma karena syarat. Padahal perusahaan itu udah mau mempekerjakan dia. Ya, mungkin karena itu, perusahaan ‘SA’ mencari lagi untuk MT, dan diterimalah teman saya di sana.
Atau mungkin caranya bukan seperti itu juga.. Gimana caranya saya ga ngerti. Tapi pada akhirnya, teman saya yang masuk ke sana, bukan P.
Dan yang saya pikirkan apa? Tuhan itu keren banget…

(Saya ga tahu, apa yang Tuhan rencanakan untuk P. Tapi saya percaya, Tuhan punya yang lebih baik dari MT ‘SA’ untuk dia.)

Takut rencana kita akan gagal? Kalau gitu percayakan rencana kita sama Tuhan. Tanyakan dan jadikan rencana Tuhan menjadi rencana kita, karena rencana-Nya selalu berhasil.
Saya pun pernah mengalaminya. Selalu.

Begitulah, saya melihat rencana Tuhan yang tidak pernah gagal dalam hidup saya.
Namun saya semakin diteguhkan, ketika saya juga melihat rencana Tuhan yang tidak gagal untuk teman saya.
Hai ^^, dan rencana-Nya juga tidak akan pernah gagal dalam hidupmu!!

Saturday, November 10, 2012

Kedokteran atau IT?

Hari ini salah satu anak PA saya bercerita kepada saya, "Kak, dari dulu saya kepingin masuk Kedokteran. Tapi akhir-akhir ini banyak banget yang menyarankan saya untuk masuk IT kalau kuliah nanti. Banyak banget Kak yang tiba-tiba kasih saran itu, saya jadi bingung... Padahal di SMA ini saya gak begitu suka sama mata pelajaran Komputer."
Lalu saya pun bertanya kepadanya, "Memangnya apa alasan mereka merekomendasikan IT ke kamu?"
"Mereka bilang, kalau Kedokteran kuliahnya selain lama, harus ngambil spesialis juga, soalnya dokter umum udah ga akan kepake lagi. Terus katanya karena teknologi akan semakin maju, pasti jurusan IT yang akan banyak dicari dan dipakai. Pasti sukses nantinya..." jawab anak PA saya.
"Yaelah............................"*_*

Dari secuplik perbincangan di atas, ada dua hal yang akan saya bahas lebih dulu: bakat dan kepribadian.
Ketika kita mengerjakan sesuatu karena kita punya bakat atau mampu untuk mengerjakan hal tersebut, hasilnya pasti baik dan produktif.
Ketika kita mengerjakan sesuatu karena kepribadian kita sesuai dengan pekerjaan tersebut, hasilnya kita pasti akan enjoy, memandang masalah sebagai tantangan bukan hambatan, dan akan produktif juga.
Namun, bayangkan kalau kita mengerjakan sesuatu karena selain kita mampu, kita juga enjoy melakukannya; waw...produktivitasnya pasti jauh lebih tinggi.

Saya sendiri suka bermain gitar dan suka musik. Tapi saya tahu saya tidak punya bakat untuk menjadi seorang gitaris ataupun composer handal. Jadi saya tidak memilih jurusan musik.
Saya bisa mengajar, tapi saya tidak merasa enjoy kalau jadi guru sekolah. Jadi saya tidak memilih jurusan Pendidikan.

Berkaitan dengan yang di atas, jangan pernah mengejar berkat, melakukan 'sesuatu' karena 'sesuatu'nya. Seperti saran yang diberikan orang-orang kepada anak PA saya, mereka menyuruhnya masuk IT bukan karena dia mampu dan suka bidang tersebut, tapi karena kalau masuk IT kemungkinan besar akan sukses.
Hmm, berkat datangnya dari Tuhan, saya melihat banget hal itu dalam hidup saya.
So, don't worry about your future.

Tapi nih...kita ga cuma punya satu bakat, dan kita juga bisa enjoy dalam beberapa bidang.
Saya suka Matematika, enjoy mengerjakan soal-soalnya. Saya juga merasa mampu di pelajaran Matematika. Tapi saya tidak memilih jurusan Matematika waktu mau kuliah.
Saya suka menulis dan nilai Bahasa Indonesia saya selalu tinggi. Saya pun tidak memilih kuliah jurusan Sastra.
Lalu, selain bakat dan kepribadian, apa lagi yang perlu?

Ini nih bagian terpenting: TUHAN.
^^

Kenapa?
Pertama, karena kalau kita tidak melibatkan Tuhan dalam kehidupan kita, semuanya adalah mustahil. Sekalipun mampu, hasilnya hanyalah kesia-siaan kalau tidak mengandalkan Tuhan.
Alasan kedua, karena kalau Tuhan tidak berkenan, semua itu tidak berharga, sekalipun kita suka. Jadi, ngapain mengerjakan sesuatu yang tidak berguna?

Nah, sekarang bayangkaaaannn....
TUHAN + bakat + kepribadian... waw, betapa indahnyaaaaa ^^


* terinspirasi dari saat teduh beberapa hari yang lalu dan dari tempat kerja saya yang sekarang