Tuesday, October 18, 2011

By William Shakespear


You say that you love rain,
but you open your umbrella when it rains.
You say that you love the sun,
but you find a shadow spot when the sun shines.
You say that you love the wind,
but you close your windows when wind blows.
This is why I am afraid, you say that you love me too.

Saturday, October 15, 2011

INERA





Hmm..mungkin gue jarang menceritakan tentang INERA di sini.
Hari ini gue ingin menceritakannya^^
INERA: INtan (Ntang), NElly (gue), vERA (Ve).
Itulah INERA, gue lupa kapan nama itu kami bentuk, tapi seinget gue itu nama yang gue usulkan.


Pagi ini Ve SMS gue, ngajak ketemuan bertiga di Ciwalk. Gue mengiyakan. Personil INERA pun berkumpul di depan Ciwalk sore tadi jam 4 kurang.
Pas berpisah barusan, gue jadi ngelamunin INERA deh...
Yeah, gue ga ingat persahabatan ini dimulai sejak kapan, tapi selama di kampus, kami hampir selalu bertiga, ke manapun. Dulu.
Yah, itu dulu...
Gue ingat keberanian kami ngamen di Cibadak bertiga (gue yang ngegitar), menjadi cewe-cewe tangguh, malam-malam kami ngamen di tempat makan yang berjajar di sepanjang jalan. Sebelumnya kami jualan kue di perumahan. Belum lagi di kampus kami pun jualan kue. Kami mengumpulkan uang seperti itu karena berencana untuk main bertiga ke Dufan. Hahaha... perjuangan itu akhirnya berhenti entah kenapa. Akhirnya kami pakai uang itu untuk belanja baju.
Yeah, kami memang berencana untuk jalan-jalan bareng ke Dufan, Bali, dan sebagainya, tapi belum ada yang kesampean, hehe..

pura-pura judi (main kartu @ kampus)

Tadi Ntang sempat bilang, “Eh, aku tetep berencana mau bikin PAUD loh..” Gue cuma senyum, Ve juga. “Siapa tahu kalian masih berminat, katanya mau bikin PAUD INERA..” Hahaha, itu cita-cita semasa kami satu kelompok karena kami membahas tentang PAUD dan wawancara ke sana.
Selain itu, kami juga pernah rencana untuk nyanyi bersama, latihan lagu selama beberapa jam di kosan Ve lagu “Bagai Rajawali” karena kami ingin menampilkannya di kelas pada suatu mata kuliah. Lagi-lagi tidak tercapai karena keberaniannya entah kenapa tiba-tiba menguap, hehe.. (padahal bagus loh)

Kami pernah bergaya sealay ini, haha

Ada lagi hal kocak bersama mereka, masa-masa tak terlupakan di ITB, kami datang terlambat kuliah. Lucunya, kami jadi menciptakan sebuah lagu selama perjalanan menuju kelas dan lagu itu selalu kami nyanyikan setiap kami kuliah ke ITB sambil tertawa sok bergaya artis berpengalaman.

@ ITB

Ada juga kisah kami yang unik, ketika kami meng-upload foto kami bertiga di sebuah web agar foto kami menyebar di bungkus salah satu merk permen yang cukup terkenal. Sampai sekarang bahkan kami belum tahu apakah foto kami benar-benar sudah tercetak di bungkus permen itu.

Ketika jadi tester mata kuliah Psikodiagnostika
Dulu gue selalu bersama mereka. Gue selalu pulang bareng dengan Ntang atau bahkan bertemu dia di bis menuju kampus, sama-sama mencemaskan keterlambatan. Gue sering ke kosan Ve, makan siang bareng dia di Warung Padang favorit kami. Dulu kami selalu duduk bersebelahan kalau kuliah, satu kelompok, bahkan pernah satu buku materi kuliah untuk bersama.

@ ITB coba laptop baru Ntang

Sekarang...
Tiap gue ke kampus, ga ada lagi SMS gaswat khas gue ke mereka kalau telat kuliah atau Ntang saat pulang di bis. Kuliah...ga bareng mereka lagi. Makan siang, bukan ke Warung Padang lagi sama Ve. Pulang langsung ke rumah, bukan kosan Ve (bahkan gue belum mengunjungi kosan barunya), ga ke Jatos lagi cuci mata sama Ve. Semester ini gue lalui tanpa mereka. Bahkan gue mendengar kabar mereka pun pertama kali dari orang lain..padahal dulu Ntang selalu cerita di bis dan Ve selalu cerita di kosannya.
Makanya, pertemuan barusan itu langka, bisa dikata ini pertemuan setelah pertemuan terakhir yang entah kapan saking sudah lamanya kami bertiga tidak bertemu.

Photobox @ Ciwalk, Ultah Ntang

Tadi Ve bilang gue makin kurus (gue merasakannya juga). Ntang yang katanya makin kurus ternyata kelihatan sama saja bagi kami. Ve tambah berat badan beberapa kilo. Yah..., Ntang dengan usaha bertahan di pekerjaannya, Ve dengan usaha meninggalkan duka lampaunya...gue bener-bener ga tahu semua itu, ga update, jauh. Tapi waktu kami bertemu tadi, tawa itu tidak berubah, perpisahan itu seolah kami akan bertemu lagi besok dan besoknya dan besoknya lagi seperti semester-semester yang kami lalui sebelumnya.

Kompak pakai dress, Natal FaPsi

Hari ini gue mendoakan mereka supaya mereka selalu baik-baik saja meski gue ga ada di samping mereka, meski mereka ga di samping gue lagi kalau kuliah... Kami dengan pergumulannya tersendiri dan skripsi.


Miss you, Ntang & Ve...*hiks

Friday, October 7, 2011

Skripsi di Pikiranku


Baru saja Derry, temen KKN gue SMS:
Nel pupu udh mw lulus kita kpn neh?

Hmm, belakangan, khususnya hari ini pikiran gue dipenuhi skripsi.
Tadi, dua temen kampus gue baru aja lulus alias selesai sidang. Mereka seangkatan gue dan satu fakultas juga sama gue. Mereka akhirnya lulus, mengejar wisuda bulan November. Sedangkan gue masih belum seminar UP.
Tadi juga gue ketemu Serev, rekan satu bimbingan gue. Gue tanya, kapan terakhir kali bimbingan karena kami sudah lama tidak bertemu. Dia jawab tiga minggu yang lalu(~sama dooong). Gue pun paksa dia (tepatnya lebih ke diri sendiri) untuk menyelesaikan revisinya dan mengantarnya besok ke rumah sang dosen pembimbing. Kami harus usahain bimbingan setiap minggu (kalau bisa sih dua kali seminggu). Gue tekankan ke dia bahwa kami harus seminar bulan ini kalau mau wisuda bulan Februari. Seminar bulan ini. Haaah...
Pas mau pulang, salah satu temen gue, Chika (dia ini baru ngambil skripsi dan satu bimbingan sama gue) teriakin gue, “Nel, cepetan seminaaaaaaaaaaarrr! Biar aku termotivasi!” *Wadeuh!
Terus, dari kampus, sambil jalan menuju shelter bis damri, skripsi itu terus bergema di pikiran gue. Sampai akhirnya gue dikejutkan suara, “Kuliah yang bener dong!”
Ahh, si Novi, mahasiswa baru Unpad dengan setelan kemeja, rok hitam panjang, dan sepatu hitam bertali hijaunya. “Kapan lulus?”
“Diaaaam!” kata gue jengah. Kami tertawa. Hah, satu lagi yang membuat gue semakin mikirin skripsi. Enak banget dia nanyain hal itu, gue yang makin pusing kan jadinya.
Di bis menuju rumah, gue bertanya-tanya sama Bapa. Gue bertanya sama diri gue sendiri.
Apakah gue berhak untuk berharap, di saat-saat sepertinya sedikit banget kemungkinannya. Tapi gue diingatkan oleh apa yang udah Bapa lakukan selama ini sama hidup gue. Pengharapan gue tidak dipengaruhi oleh siapa gue, bukan karena situasinya bagus juga maka gue bisa berharap. Pengharapan gue berdasarkan siapa Dia dan apa yang mau Dia lakukan pada hidup gue. Soalnya, semakin merenung, gue semakin sadar bahwa ga ada hal lain yang bisa gue lakukan kecuali melakukan bagian gue: ngerjain skripsi dengan segenap hati. Sisanya hanya bagian Tuhan.
Gue pun pasang lagu S’bab Aku Milik-Mu (Sari Simorangkir) di MP4 gue, mengiringi perjalanan gue di bis menuju rumah, membuai gue dalam mimpi...
Tuhan, Engkau mendengar seruan hatiku
dan keluhku tak tersembunyi bagi-Mu
Dalam kesesakanku ku mau berdiam dan berharap pada-Mu
Yesus, Kau sumber kekuatanku
Anug’rahkan kuasa-Mu mengubah hatiku
Tuk selalu berserah sepenuhnya hanya kepada-Mu
S’bab aku ini milik-Mu, aku di dalam hati-Mu
Kasih setia-Mu yang menghidupkan aku
S’bab aku ini milik-Mu, tak kupertahankan hidupku
Biar kehendak-Mu, kerjakanlah dalamku

Besok, tunggulah Bu Lenny, draft skripsiku akan sampai di rumah Ibu...
^^Oh iya, ngomong-ngomong soal temen gue yang SMS tadi, gue pun ngajak dia wisuda bulan Februari, hehehehehehehe....................