Thursday, June 30, 2011

Tes Psikologi 2

Sebenernya SMS ini udah gue dapet dari 2 minggu lebih yang lalu. Tapi baru pengen sharingnya sekarang, hehe.
SMS ini gue dapet dari bang July. Menurut gue tes psikologi ini bagus banget:

Jadi, bang Ju nyuruh gue menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut dengan 3 kata adjective alias 3 kata sifat.
1. What’s your favourite colour?Ex..My favourite colour is yellow bcause happy,cheerful,bright..
2. What’s your favourite pet?
3. Ap pmndgn air favorit km?

Nah, silakan jawab tuh..
Jawaban gue sendiri:
1. White, because it’s bright, pure, beautiful
2. Dog; cute, friendly, cheerful
3. Rain; romantic, awesome, beautiful

Dan inilah balesan SMS dari bang Ju:
1. Describing your personality:Bright,pure,beauty..Wess
2. Describing your spouse/pasangn..Cute,friendly,cheerful..
3. Describing how do u see God..He3

Hahaha, baru kemaren malem gue coba bagiin, ke beberapa orang aja tapi. Ada yang bilang amin, ada yang malu-malu, ada yang bilang bener banget, ada juga yang jadi sadar akan hubungannya sama diri sendiri, pacar juga Tuhan.

Selamat menjawab dan membagikan: )

Monday, June 27, 2011

Reblog Hidup Mahasiswa!

Waktu Yang Berharga #Revised Khusus Mahasiswa

Kalau ingin tahu betapa berharganya waktu satu semester, tanyakanlah kepada mahasiswa yang ‘memperdalam’ mata kuliah di semester berikutnya.

Kalau ingin tahu betapa berharganya waktu seminggu, tanyakanlah kepada mahasiswa rantau di minggu akhir perkuliahan. Enaknya sih pulang kampung.

Kalau ingin tahu betapa berharganya waktu sehari, tanyakanlah kepada mahasiswa yang titip absen waktu kuis mendadak diadakan hari itu.

kalau ingin tahu betapa berharganya waktu semalam, tanyakanlah kepada mahasiswa yang semalaman belajar keras, besoknya UAS tetep aja ngga bisa ngerjain.

Kalau ingin tahu betapa berharganya waktu satu jam, tanyakanlah kepada mereka yang kuliah siang, yang harusnya bisa dipake buat istirahat tidur siang.

Kalau ingin tahu betapa berharganya waktu satu menit, tanyakanlah kepada mereka yang dapet dosen killer, telat satu menit aja ngga boleh masuk kelas.

Kalau ingin tahu betapa berharganya waktu satu detik, tanyakanlah kepada mahasiswa yang paling ahli nyontek, dimana satu detik kelengahan pengawas harusnya bisa dimanfaatkan sebaik mungkin.

Manfaatkanlah waktu kamu sebaik-baiknya, hidup Mahasiswa!

Thursday, June 23, 2011

June 22, 2011

Setiap kecamuk dalam pikiran

Segala kegelisahan dan rasa muak

Sedih terpendam dan sesal yang tersembunyi

Tanggung jawab dan rasa tertekan

Kejenuhan dan hampa

Semua rasa itu hanya terucap dalam diam

Tak ada kata yang mampu mengungkapkannya

Hanya rasa..

dan sendiri

Sunday, June 19, 2011

June 19, 2011

Belakangan ini..
Ketika melihat suatu warna, aku kira dia
Ketika mendengar ada bunyi, aku harap dia
Ketika melewati jalan, aku ingat dia

Aku cuma minta sekali lagi saja kau lakukan yang kutunggu-tunggu,
maka aku akan tenang
Aku minta sekali saja
Supaya aku tidak berpikir bahwa aku yang salah
Satu kali...

Tuesday, June 14, 2011

Memusuhi Kejujuran

Hari ini gue UAS Sosiologi jam 1 siang. Sengaja gue datang ke kampus lebih awal, jam 11 udah nongkrong dengan manis di perpus.
Setelah beberapa lama berkutat dengan bahan UAS, temen gue, Evitong ngajak makan siang bareng.
Gue pun ngobrol-ngobrol sedikit di kantin Pakilun.
Sampai tibalah kami ke topik hangat mengenai kasus nyontek. Kami sama-sama geleng kepala membahas kasus ini. Sengaja gue post juga di blog gue:


Memusuhi Kejujuran

BENCANA besar sedang mengintai bangsa ini. Bukan tsunami yang bersumbu pada gempa berkekuatan 8,7 pada skala Richter. Bukan pula kemelut politik akibat ketidakpuasan masyarakat. Juga bukan karena keterpurukan ekonomi akibat pemerintah salah kelola.

Musibah yang lebih besar ialah punahnya sikap kejujuran. Lebih menyeramkan lagi karena pengikisan nilai-nilai kejujuran itu disemai di dunia pendidikan.
Pertanda itu kian jelas. Kecurangan yang terjadi dalam ujian nasional direstui. Seorang pelajar yang melaporkan adanya sontekan legal yang dimotori gurunya sendiri malah diperlakukan tidak adil. Keluarganya diusir sehingga terpaksa mengungsi.

Kasus itu terjadi di Sekolah Dasar Negeri Gadel II Surabaya, Jawa Timur.

Seorang siswa sekolah itu melaporkan kepada orang tuanya--Widodo dan Siami--bahwa dia diperintahkan gurunya untuk menyebarkan sontekan massal soal ujian kepada rekannya saat ujian nasional. Kedua orang tuanya kemudian melaporkan hal itu kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Kepala sekolah itu dicopot dan dua guru mendapat sanksi penurunan pangkat. Akan tetapi, persoalan tidak lantas beres. Warga desa bereaksi. Mereka mengintimidasi dan mengusir keluarga Widodo. Kini Widodo dan keluarganya kembali ke rumah orang tua mereka di Gresik.

Tragis. Betapa mahalnya harga kejujuran. Lebih tragis lagi, kejujuran yang semestinya menjadi roh pendidikan justru dimusuhi dan dilawan.

Pudarnya sikap kejujuran dipacu tiadanya sosok anutan. Masyarakat kehilangan tokoh teladan dari berbagai tingkat. Ruang publik hanya dijejali sikap-sikap amoral yang dipertontonkan pejabat publik pengidap kleptomania yang gemar mencuri uang negara. Nilai-nilai yang mencuat didominasi sikap ketamakan, manipulasi, dan kebohongan.

Kita prihatin karena kejujuran seorang anak SD diberangus secara sengaja justru oleh pendidik dan warga di kelilingnya. Akan jadi apakah kelak anak-anak kita yang kejujurannya dibunuh sejak dini? Jawabnya, akan tumbuh menjadi pembohong. Generasi pendusta tengah menunggu bangsa ini di depan.

Pendidikan semestinya tidak hanya menumbuhkan kecerdasan intelektual, tetapi juga mengasah kejernihan hati nurani. Karena itu, sekali mengajarkan ketidakjujuran, kita telah menabung benih kecurangan dalam diri anak-anak yang kelak antara lain menjadi koruptor.

Semua tahu, negeri ini termasuk salah satu negeri terkorup di dunia. Itu berarti tingkat kejujuran penyelenggara negara dan swasta masih rendah. Namun, kini kita, baik secara sadar maupun tidak sadar, melanggengkan korupsi untuk beberapa dekade ke depan melalui penanaman nilai ketidakjujuran kepada anak-anak usia dini. Tragis.

Kita sungguh risau karena kejujuran kian tergerus dan bersalin dengan pemujaan terhadap kerakusan. Kita kian gagal membangun generasi yang jujur dan percaya diri.

Negeri ini masih menjadi ladang subur koruptor. Terutama karena kita tidak lagi mengajarkan kepada anak-anak untuk membedakan yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah.
Sumber: Media Indonesia

Indonesiakuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu !!!!
*hiks..

Thursday, June 9, 2011

Reblog Hidup Mahasiswa


Bung Karno soedah mengingatkan! KERDJAKAN SKRIPSI! - dari jeffreyenos

Manisnya Seorang Wanita

Alangkah manisnya bila seorang wanita menjaga perkataannya. .

Manisnya, bila yang keluar dari mulut seorang wanita adalah sesuatu yang lembut,
menyegarkan,
penuh pengampunan,
tidak menjatuhkan,
penuh ketulusan
dan kemurnian.

Dari mulutnya keluar sesuatu yang bijak,
nasehat membangun,
penuh senyum,
sesuatu yang mendidik,
menenangkan hati.

Dia bernyanyi bukan dengan nyanyiannya, namun dengan perkataanya,
enak didengar orang.

Alangkah manisnya bila seorang wanita menjaga lidahnya,
perkataannya,
emosinya,
hatinya.

Alangkah manisnya….

Tuesday, June 7, 2011

Click + Love

Pria dan wanita itu beda banget.
Menurut gue itu benar.
Kalau wanita ingin dengan cara yang begini, pria malah merasa benar dengan caranya yang begitu. Atau sebaliknya.
Wanita merasa belum waktunya, pria memutuskan ini waktunya. Atau sebaliknya.
Wanita ga suka dibegitukan, pria pikir seharusnya memang begitu. Atau sebaliknya.
Kalo si wanita merasakan A, yang di pikiran pria malah Z.
Bahkan gue rasa, kalau perasaan wanita dibandingkan dengan pikiran pria, maka akan lebih cepat pikiran pria. Karena bagi wanita, biar lambat yang penting hasil akhirnya memuaskan sedangkan bagi pria lebih cepat lebih baik dan ketepatanlah tujuan akhirnya. Atau sebaliknya, bisa lebih cepat perasaan wanita karena melakukan sesuatu secara spontan dengan emosi, sedangkan pria perlu berpikir masak-masak.
Kadang jadi membingungkan, lalu bagaimana seorang pria dan wanita bisa bersatu dalam sebuah hubungan?

Kemarin rumah gue kedatangan tamu sepasang kekasih. Mereka beberapa kali berdebat meskipun diselingi tawa. Lucu ya... Tetep aja meskipun kadang beda pendapat, mereka tetap bertahan menjadi sepasang kekasih.
Yeah, itulah namanya cinta. Itulah artinya rasa saling diisi, rasa klop; cocok. Kayak gembok ama anak kuncinya: klik! Meskipun bahannya beda, cara kerjanya beda, bentuknya jelas beda, tapi sebuah kunci diciptakan untuk sebuah gembok (bisa kacau kan kalau satu kunci bisa membuka semua gembok, hehehe).
Itulah yang bikin perbedaan itu jadi indah, bukan masalah. Seperti tamu gue, berdebat sambil tertawa (malu-malu kucing). Kalau ga ada cinta dan rasa klik itu, mungkin debatnya akan berbeda.
Cinta dan rasa klik/kecocokan bisa terjadi saat bersamaan, bisa juga dalam waktu yang berbeda. Bisa jadi cinta dulu yang datang. Kadang beresiko kalau terlalu cepat mengikat hubungan dengan modal cinta doang. Seperti yang kita tahu, itu mengakibatkan putus hubungan di tengah jalan, menyesal membangun hubungan, hubungan yang ga kokoh, mudah hancur berantakan bahkan perceraian.
Lebih enak kalau klik dulu yang datang, seperti hubungan yang berawal dari persahabatan dan berujung pada cinta di keduanya. Atau dari keyakinan (seperti kalimat: when I see your face, I see the future), karena cinta sih menurut gue gampang datangnya kalau udah klik. Artinya, menurut gue, suatu hubungan yang intim (baca: pacaran) ga bisa dilandasi hanya dari sekedar rasa cinta saja atau rasa cocok saja. Dua-duanya harus ada entah datangnya bersamaan atau berbeda.

Gue sendiri kalau ditanya kapan terakhir merasakan jatuh cinta sama seseorang, gue pasti jawab waktu SMA. Well, gue tipe wanita yang hatinya ga gampang ditaklukin pria. Dari dulu gue berpikir, penyebabnya mungkin karena gue terlalu gampang sayang sama orang kali ya, jadi langsung membentengi cinta itu untuk masuk. Hahaha. Makanya, kalau cinta belum datang, rasa klik-lah yang berbicara. Nahh..., rasa klik itu justru yang belum gue temukan dan gue sampe sekarang masih ga habis pikir gimana cara kerjanya, hehehe^^v