Nila setitik, rusak susu sebelanga.
Demikianlah peribahasa yang tepat, apabila seseorang menilaimu berdasarkan masa lalumu atau kebiasaan buruk lamamu.
Sebaik apapun yang kamu lakukan, begitu kamu melakukan kesalahan kecil, orang tersebut akan mengingatkanmu, bahwa kamu adalah si buruk itu. Bahwa kamu tidak berubah, dan seolah perkataannya mengisyaratkan bahwa kamu tidak akan pernah bisa berubah.
Di masa depan pun, kelak kamu melakukan kesalahan, kamu tetaplah si buruk di masa lalu, dan predikat itu takkan pernah bisa dilepaskan darimu.
Hai jiwa, tapi di sini aku mengingatkanmu akan firman-Nya:
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
Di dalam Dia, kamu bukan lagi dinilai berdasarkan masa lalumu. Kamu berharga bagi-Nya. Kamu bukanlah si buruk rupa, si gagal. Dan apapun yang kamu lakukan sekarang maupun nanti, itu tidak akan meluruhkan kasih-Nya dan penilaian-Nya dari padamu.
Kamu berharga bagi-Nya. Dan hanya satu alasan yang cukup bagi Dia: karena Dia mengasihimu, bukan karena apa yang kamu lakukan; bukan karena siapa dirimu di masa lalu, sesungguhnya karena Dialah kasih itu.