Mungkinkah kita merindukan seseorang yang dengannya tiap hari kita berkomunikasi bahkan juga bertemu?
Bukankah rindu itu mengartikan bahwa kita sudah lama tidak berjumpa?
Ya, saya sendiri sempat berpikir demikian. Kita tidak mungkin merindukan seseorang yang selalu ada bersama kita.
Sampai saya menyadari apa yang saya justru alami sendiri.
Saya teringat bagaimana terkadang saya sebagai pasangan kekasih yang setiap hari chatting, bisa mengatakan kangen dan rindu. Bahkan baru berjumpa pun, bisa rindu berat untuk tatap muka.
Atau mungkin pasangan lain yang selalu saling update foto selfie setiap kegiatan yang dilakukannya dan tetap berkata rindu, padahal sudah dikirimi foto kekasih.
Nah satu lagi ini sebenarnya yang membuat saya sadar, bagaimana Papa berkata gemas pada bayi kami beberapa hari lalu.
"Aneh banget sih Bigail (panggilan untuk putri kami .red), kita serumah tapi Papa bisa kangen terus sama kamu!"
Jadi, apakah pernyataan rindu itu menandakan kurangnya komunikasi atau kurangnya bertatap muka?
Saya pikir jawabannya adalah: belum tentu!
Rindu itu bisa berarti salah satu tanda besarnya kasih kita, cinta kita pada seseorang, sehingga sekalipun bertemu dan ngobrol dengannya tiap hari, kita bisa merasa masih kurang banyak, ingin lagi, lebih lagi dan lagi!
Dan di titik yang sama juga saya menyadari, apa makna yang dikatakan pemazmur Daud dalam Mazmur 63:2
"Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair."
Juga pernyataan dalam Ayub 14:15
"maka Engkau akan memanggil, dan aku pun akan menyahut; Engkau akan rindu kepada buatan tangan-Mu."